Bab 8

36 5 1
                                    

Hello gengss 🫠
Tim gercep apa tim baca besok🤣
Wkwkwkwkwk
BTW,, Jonathan ama Renoir bakal temanan atau gimana nih gengss🧐😆
Kalau pengen tahu, ya baca ni cerita jalan satu2nya🤣🤣
Happy Reading ✨

Hello gengss 🫠Tim gercep apa tim baca besok🤣WkwkwkwkwkBTW,, Jonathan ama Renoir bakal temanan atau gimana nih gengss🧐😆Kalau pengen tahu, ya baca ni cerita jalan satu2nya🤣🤣Happy Reading ✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diputar dong hpnya 🫠😂
Jangan lupa vote ya beb💋

Terpana dengan semua yang ada di dalam ruang latihan adalah kesan pertama yang Jonathan rasakan. Ruangan yang begitu luas dan besar itu benar-benar dipenuhi oleh orang-orang berbadan besar dan berotot. Jika dibandingkan dengan dirinya, Jonathan masih di bawah mereka.

Pagi ini, ruangan itu sudah diisi dengan suara-suara semangat petinju yang tengah melatih otot-otot mereka. Mulai dari yang menggunakan power rack, cable crossover, chest press, lat pull down, memukul samsak, mengangkat barbel yang beratnya puluhan kilo, dan melakukan hal lainnya.

Dibalik rasa kagum yang ia perlihatkan, ada rasa jengkel juga yang menghampiri dadanya pagi ini. Penanggung jawab memberinya partner tinju untuk beberapa hari ke depan, agar dirinya terbantu dengan adanya seorang partner di sampingnya. Mungkin Jonathan tidak keberatan. Hanya saja ia harus merasa begitu, karena partnernya adalah Renoir. Pria yang ia temui kemarin sore.

Selama menjelajahi ruang latihan, Renoir tidak henti-hentinya berbicara mengenalkan alat-alat gym. Jonathan tentu merasa risih dengan suara yang tidak berhenti memasuki telinganya. Padahal dirinya tahu dengan semua alat gym yang ada. Manfaat yang diberikan oleh alat-alat tersebut juga ia ketahui. Kalau tidak, dari mana asal otot-otot yang ia hasilkan selama ini?

Jonathan tidak terlalu mendengarkan Renoir juga. Sesekali hanya mengangguk atau menggumam saja atau menanyakan sesuatu terkait alat gym yang ada didekat mereka. Dengan tujuan, sampai dimana pria itu tahu tentang alat itu. Dan Renoir menjawabnya dengan baik.

Trip terakhir mereka adalah ruang loker. Tempatnya terlihat seperti koridor sekolah yang seperti lorong dan ada toilet di ujung ruangan. Renoir langsung menunjukkan loker yang sudah disiapkan untuk Jonathan. Didalamnya ada tali pengikat tangan, sarung tangan tinju, dan ada headband juga--untuk siapa yang ingin memakainya.

"Wah, badanmu bagus juga," puji Renoir begitu melihat Jonathan membuka bajunya. Mereka akan bersiap-siap untuk latihan.

Jonathan tidak mengubris pujian itu. Ia  melakukan aktivitasnya dalam diam. Tangannya mengucir rambut panjangnya dan memakai kaos khusus untuk latihannya. Saat kemari, ia memang membawa satu kaos di dalam tas kecil yang disandang di punggungnya.

"Kenapa kau pakai baju lagi?" tanya Renoir heran. Padahal tubuh Jonathan bisa saja dipamerkan ke orang-orang.

"Sudah biasa seperti ini," jawab Jonathan seadanya. Ia mulai memasukkan semua barangnya ke dalam loker dan pergi meninggalkan Renoir begitu saja.

Boxer CampWhere stories live. Discover now