UNFOLD - White Lies

61 20 0
                                    

      PEMUDA ITU terkekeh sinis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


      PEMUDA ITU terkekeh sinis. Menumpu kepala dengan sebelah tangan di atas peti mati seorang gadis—Hera—yang baru saja ia pindahkan tiga hari yang lalu ke salah satu kamar Istana Dentair Ferosca Selatan. Sesekali ia memainkan sedikit helai rambut keperakan mayat vampir tersebut dalam diam. Suatu waktu pasti terjadi. Allen tahu kapan ia harus melangkahi perbatasan negara terlebih dirinya telah resmi dapat memasuki Ethereal sesuka hati.

Seorang pangeran muda yang baru saja kabur diam-diam, tampak lemah, dan dianggap bodoh. Pewaris langsung dari kerajaan terbesar, anak tunggal, immortal yang dianugerahi Inktears. Umurnya singkat, tak memiliki kerabat selain orang tua, pun sebentar lagi singgasana negara bakal kosong melompong. Allen kemudian mengetuk kayu peti mati, memikirkan keadaannya sarkastis. Siapapun mau tahtaku. Namun, ia masih memiliki waktu.

Banyak informasi yang mesti dia telan untuk menangani hampir semua hal yang berkaitan dengan Hera. Sebenarnya, pengorbanan diri kemarin—yang Allen pikir ia sendiri yang akan menjadi tumbal baru bagi musuh Hera—kini malah berujung menguntungkan.

Aku tahu kau akan hidup kembali.

Tentu saja, bahkan lima detik setelahnya ia tahu betul apa yang akan terjadi. Dia membiarkan Hera terbangun dari kematian, melalui sang musuh negara, seperti yang telah ia dengar dan lihat di atas sebuah kertas catatan Ethereal. Mengubah sesuatu bisa saja memancing kecelakaan, memicu perubahan menakutkan, juga bukan pilihan yang tampak menarik. Lalu, begitu kematian datang bertamu, Allen tak harus merasa terkejut bahkan kepayahan.

Sampai nanti ... dan seterusnya.

"Aku akan menceritakannya," ujar Allen di tengah-tengah keheningan, "aku yang melakukan semua, semua yang barangkali membuatmu terkejut. Sesuatu yang membuatmu melihatku seperti seorang monster. Orang-orang beranggapan bahwa adalah normal memiliki pengetahuan yang terbatas dan abnormal mempunyai tak terbatas, tetapi semoga kau akan mengerti. Kita berdua akan menjadi dewasa pun semakin dewasa, kau bisa merasakan butuh sesuatu, pula diriku."

Allen meraih salah satu tangan pucat Hera yang bertaut di atas perut. Menggenggamnya.

"Aku membutuhkanmu untuk siap, sementara aku membutuhkan kebohonganku."

Kemudian jiwanya dibagi enam, raganya menduduki tahta sekaligus hadir sebagai Dewan Penentuan, sedikit demi sedikit kehilangan empati, menemui segala rasa sakit yang harus ia tanggung sebagai Immortal Inktears, lalu yang tersulit dari itu semua bagi egonya.

... Melepaskan Hera lagi. []

 []

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Ethereal: QuintessenceWhere stories live. Discover now