prologue

92 5 2
                                    

Aku gak akan lupain kamu, akan aku abadikan kamu dan janjimu di dalam karyaku.

~Safi~

🥀🥀🥀

Setelah semua kegiatan yang melelahkan akhirnya Alan dan Afi bisa beristirahat.

"By, aku mandi dulu ya?" Alan mengusap puncak kepala perempuan yang saat ini telah resmi menjadi istrinya dengan penuh sayang.

Tersenyum, Afi mengangguk "iya nanti abis Al baru Afi mandi juga" tangannya kembali sibuk membersihkan kamar yang di pakai sebagai ruang make up tadi siang.

Beberapa menit kemudian apa yang Afi lakukan sudah selesai. Perempuan itu memutuskan untuk ke dapur, menyiapkan makanan untuk dia dan Alan nanti.

"Afi" panggilan dari Diya, mamanya membuat Afi menoleh dan menghentikan kegiatannya memotong bawang.

"Iya ma?"

"Mama mau bicara" Memutuskan untuk menghentikan kegiatannya, Afi mencuci tangan. Menghentikan kegiatannya, lalu menarik kursi di samping sang mama.

"Bicara? Kenapa ma"

"Kamu yakin ikut Alan ke Bekasi? Jawa dan Kalimantan itu jauh Fi" Afi tersenyum mendengar pertanyaan dari mamanya.

"Keputusan Afi sudah bulat ma. Alan itu orang yang Afi sayang , kalau Afi disini, tanggung jawab Afi jadi istri tidak bisa terlaksana. Afi ingin jadi istri yang baik dan istri yang bisa bikin suaminya bahagia. Selama ini Al udah banyak bikin Afi bahagia, sekarang waktunya Afi balas semua kebaikan dia" mendengar keputusan Afi yang tidak bisa di ganggu gugat, Diya menghela nafasnya.

"Jaga diri baik-baik ya, kalau ada apa-apa kabarin mama sama Abah. Jangan dipendam" Diya lalu pergi meninggalkan Afi sendirian.

"Afi benci Kalimantan ma, maaf" gumam Afi pelan "udah lah, Afi lanjut masak aja" bangkit dari kursi, Afi kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, memotong bawang, menggoreng ayam sudah Afi lakukan. Afi tau makanan kesukaan suaminya, tapi untuk minuman dia hanya tau suaminya suka cola. Mana mungkin Afi menyiapkan cola untuk makan malam, apalagi karena cola kemarin Alan sakit, Afi tidak mau hal yang sama terulang, rasanya sesak melihat Alan sakit dan sampai harus ke rumah sakit waktu itu.

Selesai dengan masakannya, Afi memutuskan untuk memanggil Alan di kamar, sementara itu dia bisa mandi dulu, karena durasi mandi Afi terbilang lebih cepat daripada perempuan pada umumnya dan juga lebih cepat dari Alan.

"Al! Afi ta-- ALLLLL JANGAN DI BACA IH!!!" Afi langsung berlari ke arah Al, laki-laki itu mengangkat buku yang dia pegang, karena Afi lebih pendek buku itu tidak bisa Afi ambil dari tangan Alan.

"Kamu segitu sukanya sama aku?" Afi menunduk malu, menyembunyikan wajahnya "Ga usah malu-malu, aku tau kamu sayang dan cinta mati sama aku Fi, dasar bocil" Alan memeluk tubuh istrinya, mencium keningnya membuat Afi semakin malu.

"Lepas ih, Afi belum mandi. Bau asem!!"

"Gamau cil, mau kamu bau asem bau kunyit atau bau apa aku tetep sayang ke kamu"

"Afi lebih sayang ke Al, lebih dari apapun dan siapapun di dunia ini termasuk diri Afi sendiri" Alan terkekeh, setiap kali dia mengatakan sayang pada Afi jawaban perempuan itu selalu memuaskan. Alan merasa sebagai laki-laki yang paling bahagia karena dicintai sebegitu dalamnya oleh Afi.

AlfiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin