22. Party Card

53.6K 4.6K 540
                                    

Vote dulu sebelum baca 🌟

Tandai typo kalau ada!

Happy Reading.

* * *

"Briana, besok ada pesta di mansion Mackenzie ya?" tanya Ian saat Briana masuk ke kelas.

Briana menatap mereka yang memegang undangan berwarna biru gelap dengan corak yang melambangkan keluarga Mackenzie, di undangan itu tertulis Mackenzie Party.

Briana menatap mereka yang memegang undangan berwarna biru gelap dengan corak yang melambangkan keluarga Mackenzie, di undangan itu tertulis Mackenzie Party

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya, gue harap kalian bisa datang," jawab Briana kembali berjalan menuju kursinya.

"Tenang aja, kita pasti datang kok," balas Ucup diangguki seisi kelas, kecuali satu orang.

Ketika ingin melewati kursi Zara, Briana sedikit terkejut melihat perempuan itu yang sangat pucat pasi.

"Lo kenapa?" tanya Briana kepada Zara yang hanya diam.

Briana agak iba melihatnya, walau Zara kadang menghinanya, Briana merasa simpati.

Zara melirik sekilas ke arah Briana.
"Pergi."

Briana mengernyitkan dahi sesaat, ia lalu memilih pergi mendengar ucapan Zara.

Zara menatap undangan di atas mejanya, perempuan itu menggigit bibir cemas. Zara kembali melirik Briana yang telah duduk dengan memakai earphone, Zara menggenggam erat roknya.

Kembali ke Briana yang merasa dilirik, ia memandang Zara yang tersentak ketika eye contact.

"Why?" gumam Briana kala melihat sekilas tatapan hampa dari Zara.

Perempuan itu seperti.. mengodenya?

Selang beberapa menit, bel berbunyi yang artinya jam pelajaran dimulai. Pak David datang dengan buku matematika tebal, pria itu langsung duduk di kursi dengan tatapan datar.

Pak David salah satu guru killer diurutan kedua yang disegani para murid-murid AHS, selain Pak Malik.

"Buka bukunya," titah Pak David segera dituruti seisi kelas 12 IPA 1.

"Jangan ada yang ribut di pelajaran saya, kalau ketahuan saya tidak akan memberi ampun," peringat Pak David.

Briana diam seraya membuka bukunya, ia sangat bosan selama pelajaran berlangsung. Di dunianya dulu, Briana sudah belajar semua materi. Ini seperti Briana mengulang sekolah saja.

***

Di kantin, Briana dapat mendengar murid-murid AHS membicarakan undangan pesta dari keluarganya.

Memang, Arland berniat mengundang seluruh murid AHS tanpa terkecuali. Arland mengadakan pesta ini di mansion utama keluarga Mackenzie, sangat mewah tentunya.

Figuran Spesial (TERBIT)Where stories live. Discover now