5. Spesial Order

37 8 8
                                    

Sudah dua minggu terlewatkan. Youra juga sudah mulai terbiasa dengan status baru nya sebagai istri dan menantu di rumah tersebut. Meski tidak mendapatkan perlakuan yang baik dari ibu mertua, Youra masih bersyukur lewat perlakuan ayah Yunggi beserta kakek dan nenek nya yang melayani dan begitu baik menyapa Youra.

Seperti pagi ini, saat dia masih mengenakan piyama berwarna navy motif;belum mandi tentu nya, Youra sudah sibuk di dapur membuatkan sarapan untuk seluruh keluarga. Membuat teh hijau ditemani roti panggang sebagai pelengkapnya.

Setelah semua selesai, gadis itu mengasingkan beberapa lembar roti dan segelas teh hijau ke atas nampan yang akan di bawa ke kamar. Untuk Yunggi.

Sang nenek hanya bisa tersenyum saat Youra berjalan di belakang nya sambil pamit ingin ke kamar. Begitupun dengan kakek Yunggi yang ramah. Melihat kedua orang tua nya senang dengan sang menantu, tentu hal yang baik bagi Yuanda. Tapi saat fokus nya di alihkan ke arah sang istri, hanya wajah datar tak peduli yang Ilona perlihatkan. Hal itu hanya bisa membuat Yuanda menghela napas dan menggeleng-geleng tidak mengerti.

Tepatnya hampir pukul delapan pagi, di dalam sana Yunggi sedang berkaca memakai cincin dan kalung untuk menyempurnakan penampilan nya ke kantor hari ini. Tentu saja, Youra yang memilihkan. Belakangan ini perempuan itu yang mengatur dan menentukan kerapian Yunggi untuk bekerja. Jauh dari kata formal seperti sebelumnya, kini Yunggi lebih sering di puji dengan gaya baru yang santai.

Kalau biasanya stelan suit atau kemeja saja, khusus hari ini Youra memadukan blazer hitam dengan baju kaus motif lalu di serasikan dengan jeans untuk Yunggi kenakan.

Yunggi tidak pernah menolak atau bahkan menggurui

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yunggi tidak pernah menolak atau bahkan menggurui. Apa yang Youra pilih, apa yang Youra siapkan, apa yang Youra beri, itu yang Yunggi terima, pakai dan kenakan. Tepatnya dia tidak ingin pusing dengan drama kecil seperti tumbuhnya rasa sakit hati karna sikap dan ucapan yang akan menyinggung Youra. Yunggi hanya ingin hidup damai.

"Perlu pakai ikat pinggang tidak?." Yunggi bertanya kepada stylist pribadi nya itu. Dia menatap Youra yang baru saja meletakkan nampan ke atas meja lewat pantulan kaca.

Perlahan Youra menoleh dan mendekat. Tepat nya dia berdiri di samping Yunggi kini sambil mengamati.

"Atau begini saja? Tidak perlu ikat pinggang." lanjut Yunggi minta pendapat.

Manik Youra spontan menyipit. Dia mengarahkan kedua bahu Yunggi hingga kedua nya resmi berhadapan. Setelahnya Youra berkecak pinggang. "Sudah tampan, sudah rapi, cocok kok karna pinggang mu kecil, Yungg."

"Benarkah?." Yunggi masih tidak yakin dengan penampilan nya.

Tapi anggukan Youra begitu kuat tanpa ragu menghapus ketidakpercayaan diri Yunggi pagi ini. "Hmmm, sudah oke. Karyawan di kantormu pasti terpesona dengan Direktur muda ini." ucap Youra sambil menyeka debu yang tak terlihat di blazer Yunggi.

Sedangkan sang empu tidak lagi menimpali. Dia hanya tersenyum dan mengarahkan pandangannya kepada nampan yang terletak di atas meja.

"Sarapan apa?" Karna biasanya Youra senang membuatkan breakfast ala Eropa yang kadang membuat Yunggi rindu akan nasi goreng ala kadar nya, jadi Yunggi ingin memastikan apakah menu kali ini sudah berbeda atau sama saja.

AMOUR COMPLIQUEWhere stories live. Discover now