7. Shot Glass of Tears

40 7 38
                                    

Sekali lagi Youra tekankan 'jangan' dengan lantang di dalam hati nya. Dia memekik dan memaki diri sendiri.

Tiga tahun bukan sebentar untuk Youra bisa keluar dari gelapnya sumur yang dalam. Tapi hanya karna kebiasaan Justin yang selalu mengirimi makanan, spesial order dan membuat sesuatu yang mengejutkan, membuat Youra teringat sosok tersebut dan mirisnya lagi Youra mengakui kekalahannya hari ini.

Di tengah jalan sedang air mata itu terus menangisi kebodohannya, Youra bertanya-tanya soal usaha nya selama tiga tahun belakang. Pada waktu bersamaan dia juga membenci dirinya sendiri sebab dengan mudah dikendalikan oleh perasaan yang tampak tidak sama dengan yang dimiliki orang lain.

"Arrghhhhh!!" Youra memekik keras dan memukul bulatan stir yang sedang dikemudikan.

Youra seakan tahu kecerobohan-kecerobohan yang ia lakukan dengan sadar. Tapi entah mengapa, beberapa kali, gadis itu tidak bisa mengendalikan diri. Dan akhir dari semuanya hanya penyesalan yang membuat Youra semakin tersiksa.

Gadis itu keluar dari mobil dengan keadaan kacau. Menerobos masuk dari beberapa orang yang mencoba menghalangi untuk bertanya maksud kedatangannya. Namun, kelewat hancur yang tengah Youra rasakan, semua orang yang di belakang sana sibuk meneriaki berhasil Youra lewati hingga tanpa ragu gadis itu juga menerobos sebuah koridor khusus yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang.

"Selamat sore. Sudah membuat janji?"

Youra tidak menghiraukan dan malah melewati perempuan yang bertanya begitu saja.

"M-maaf, saya bertanya apakah anda sudah membuat janji?" sebelah tangan Youra bahkan di tahan. Membuat langkah sang empu terhenti.

Dan perempuan itu tidak tahu apa yang tengah Youra hadapi kini sehingga dengan beraninya dia menyentuh dan bahkan menahan Youra untuk bergerak. Maka, dalam sekali tarikan keras Youra pun melepaskan tangannya dan lanjut melangkah untuk ke tujuan akhir dari hari ini. Youra hanya ingin segera sampai.

"Security!"

Youra jelas mendengar perempuan itu memanggil seseorang.

"Tolong, ada penyusup. Bawa dia keluar!"

Di tengah langkah dan tangis, Youra tidak menghiraukan keributan yang perempuan itu ciptakan. Persetan. Langkah kaki nya semakin tegas mendekati sebuah ruangan di depan sana. Berulang kali Youra mengusap air mata yang terus turun tanpa permisi. Pedih sekali seperti di sayat lalu di percikan air asam. Luar biasa luluh lantah di dalam sana yang tengah Youra rasakan.

Hingga terdengar kembali suara teriakan dari perempuan di belakang sana yang membuat Youra terpaksa membalik badan dan menantang mereka dengan wajah garang.

"Keluarkan wanita ini. Dia ingin membuat kekacauan!" ucap perempuan yang tidak Youra kenali itu kepada dua security yang baru saja datang.

Dengan anggukan pasti dua pria yang bertugas mengamankan itu hendak bergerak, tapi Youra lebih dulu membalik badan lalu menggertak dan membuat kedua nya jadi ragu-ragu.

"Jangan coba-coba kalau kalian tidak ingin menyesal!" gertak Youra serius. "Aku bukan penyusup."

"Tidak." Tepis perempuan tersebut. "Hari ini tidak ada janji temu dengan siapapun dan dia bukan salah satu client kita. Dia ingin--"

"Ada apa ribut-ribut?!." tiba-tiba suara seseorang terdengar tak asing di rungu Youra.

Saat Youra membalik badan, dia jelas melihat sosok yang keluar dari ruangan yang hendak Youra tuju tadi. Mengenakan stelan blazer hitam dengan jeans pilihan. Dia menatap sosok Yunggi dengan getaran air mata yang lanjut runtuh membasahi pipi.

AMOUR COMPLIQUEWhere stories live. Discover now