🪶 16. LUKA ANGKASA

162 17 0
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

Saat jam pelajaran berlangsung, Angkasa terus saja diam, tatapannya tertuju pada tangannya yang memainkan pulpen di atas meja, dengan posisi duduk santai menyandar di kursi. Dan selama itu juga para sahabatnya merasa semakin bingung dengan tingkah Angkasa, untungnya tadi Galaksi berhasil membujuk Angkasa untuk melepas headband-nya.

Hingga jam istirahat tiba pun Angkasa masih tetap diam. Disaat jam istirahat itulah para sahabatnya berniat mencaritahu, apa yang sebenarnya terjadi dengan Angkasa.

Samudra yang sudah sangat ingin membicarakan sesuatu dengan Angkasa itupun segera beranjak dari duduknya, ketika para murid lain sudah keluar. Samudra menarik kursi lain dan duduk tepat di samping Angkasa.

Hening.

Tidak ada satupun dari mereka yang angkat bicara, karena di kelas itu masih ada Rain. Mereka sangat sadar jika yang akan mereka bahas itu adalah privasi Angkasa, itulah sebabnya Samudra masih enggan bicara.

Seolah paham akan situasi, Rain segera beranjak keluar dari kelas. Disaat itu juga Bintang memberi kode Antariksa agar segera menutup pintu kelas. Untungnya Antariksa paham, jadi di kelas itu hanya ada mereka bertujuh.

"Sorry, gue mau ngomong sama Angkasa," ucap Samudra.

"Lah, kalo mau ngomong ya tinggal ngomong aja, Dra. Orangnya aja ada di depan lo," ucap Langit, bingung dengan ucapan Samudra yang terkesan sedang bicara dengan orang lain.

Samudra menghela nafas sabar, ia tau jika para sahabatnya masih belum memahami apa yang sudah ia dan Galaksi pahami lebih dulu. "Panggilan lo sama atau gak sama Angkasa?" tanyanya lagi.

Saat mendengar pertanyaan Samudra, Bintang dan Bumi mulai memahami sesuatu, di saat itulah Bumi beranjak dari duduknya, ia menyandarkan bokongnya di salah satu meja di belakang Samudra, dengan posisi kaki menyilang serta kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana. Sepertinya itu gaya andalan Bumi.

Dan di saat itulah Bumi baru sadar jika sorot mata Angkasa berbeda. Bumi sangat mengenal sahabatnya itu, ia ingat jelas jika Angkasa tidak pernah memperlihatkan tatapan tajam pada mereka berenam. Sedangkan yang ia lihat sekarang, sorot matanya benar-benar tajam.

Langit dan Antariksa masih terlihat bingung, mereka merasa pertanyaan Samudra itu tidak masuk akal. Namun saat itu Antariksa mulai menyadari jika sikap Angkasa berbanding 180° dari biasanya.

"Jiwa Angkasa ketuker sama Bumi ya? Kok jadi dingin kayak Bumi sih?" celetuk Antariksa sembari menatap Angkasa dan Bumi bergantian.

Ketika Antariksa menatap Bumi, Bumi juga meliriknya sesaat, kemudian kembali memperhatikan Angkasa. Dari sini Antariksa yakin jiwa mereka tidak tertukar, hanya Angkasa yang sikapnya tiba-tiba berubah seperti Bumi.

The 7 BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang