🪶 34. KONDISI YANG SEBENARNYA

191 22 4
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

Setelah istirahat di UKS, bukannya membaik, kondisi Antariksa malah semakin lemas. Tapi tetap saja, ia terus berusaha terlihat baik-baik saja, dan ceria seperti biasanya, meskipun Bintang juga terus memperingati dirinya agar tidak bertingkah berlebihan. Hingga akhirnya jam pulang pun tiba.

Di area parkiran, Antariksa berdecak kesal, lalu berucap, "Anjirrr! Ini handphone pake acara mati segala!"

Melihat pemandangan yang tidak biasa, Samudra sontak menyeletuk, "Tumben lo perduli sama handphone lo?"

"Masalahnya kali ini gue perlu, Dra. Gue jadi gak bisa nelpon Papa buat minta jemput," sahut Antariksa.

"Lagian gaya-gayaan minta dianter segala," ucap Angkasa meledek.

"Bareng gue aja," kata Bumi yang tengah bersandar di mobilnya sendiri.

Antariksa terdiam sejenak, lalu menjawab, "Gak usah, Mi, gue nebeng Langit aja."

Tanpa keberatan, Langit menyetujui. "Yaudah, ayo."

Antariksa pun segera mendekat ke arah Langit. Belum sempat ia naik ke motor Langit, Galaksi sudah menahan bahunya dengan tatapan seolah sedang menelaah sesuatu.

"Sebenernya lo sakit apa sih?" tanya Galaksi, "muka lo pucet banget, Ta."

Akibat pertanyaan Galaksi, para sahabatnya yang lain ikut memperhatikan, mereka baru sadar jika wajah Antariksa semakin pucat. Namun yang ditanya malah bersikap santai, seolah dirinya memang baik-baik saja.

"Gue cuma kecapean, gara-gara mikir soal fisika kemaren," sahut Antariksa, ia menepuk tangan Galaksi yang bertengger di bahunya sebanyak dua kali, lalu beranjak menaiki motor Langit.

Mereka tidak sebodoh itu untuk percaya dengan jawaban konyol yang Antariksa berikan. Sadar jika ada sesuatu yang terjadi pada Antariksa, Langit segera melajukan motornya, ia pikir barang kali Antariksa butuh istirahat.

Bagaikan anak ayam yang mengikuti induknya, sahabatnya yang lain mengikuti secara berurutan, dengan urutan Bumi yang berada di paling belakang.

Baru setengah perjalanan, Langit kembali dibuat heran saat merasa Antariksa tiba-tiba menyender lemas di pundaknya. "Lo kenapa, Ta?" tanyanya sembari melirik kaca spion kiri.

Dengan nada lirih Antariksa menjawab, "Gue ngantuk."

Entah kenapa, perasaan Langit tiba-tiba tidak karuan, jawaban Antariksa memang jawaban biasa, namun otaknya malah bekerja untuk memikirkan hal negatif. Dengan cepat Langit menggeleng pelan, berusaha menyadarkan dirinya sendiri.

Dan ternyata, bukan hanya Langit yang merasa heran, sahabatnya yang lain pun juga sama. Demi memastikan keadaan Antariksa, Galaksi melajukan motornya hingga berhasil menyandingi motor Langit, tepatnya di sebelah kanan. Kemudian disusul oleh Angkasa yang ingin ikut menyandingi di sebelah kiri.

The 7 BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang