🪶 25. JANJI UNTUK SELALU BERSAMA

148 23 1
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

Pukulan demi pukulan terus Bintang lakukan, untuk meluapkan rasa sakit yang ia rasakan. Kedua tangannya yang sudah dilumuri darah itu seakan tidak terasa sakit, terkalahkan oleh sakitnya mengetahui fakta hidupnya selama ini.

"Aaarrgghh!!" pekik Bintang ditengah-tengah pukulannya.

Antariksa yang sudah tidak sanggup menyaksikan betapa hancur sahabatnya itupun nekat mendekat, disusul oleh Galaksi. Secara bersamaan mereka menahan tubuh Bintang agar berhenti menghantamkan tangannya ke pohon itu.

"Bintang, udah cukup!" tegur mereka berdua.

Pergerakan Bintang pun terhenti saat menyadari kehadiran para sahabatnya. Dengan nafas yang tersengal, ia menatap Antariksa dan Galaksi secara bergantian, hingga akhirnya ia juga melihat empat sahabatnya yang lain.

"Tang, sebagai anak yang sama-sama dihancurin sama Bokap sendiri, gue paham seberapa hancurnya lo," ucap Samudra.

"Bener, tapi tolong jangan siksa diri lo sendiri kayak gini," ucap Langit menambahi.

Bintang menepis tangan Antariksa dan Galaksi yang masih memegangi lengannya, kemudian berbalik badan, menyapu air matanya dengan kasar dan bertanya, "Sejak kapan kalian di sini?"

Masih dengan tatapan yang tertuju pada Bintang, Antariksa menjawab, "Sejak Om Bima ceritain semuanya ke lo."

Bintang terkekeh singkat, tawa yang menggambarkan betapa malunya ia dengan para sahabatnya. Sungguh, ingin rasanya ia menghilang dari hadapan mereka, detik itu juga. Ia rasa hidupnya benar-benar menyediakan, bahkan dirinya sendiri pun belum bisa menerima kenyataan itu.

Bintang melangkah sedikit menjauh dari Antariksa dan Galaksi, kemudian mendongak menatap bulan. "Semesta jahat ya," ucapnya terdengar lirih.

"Tang-"

"Dunia ini terlalu kejam," sela Bintang sebelum Galaksi selesai bicara, "dulu gue punya satu harapan, tapi malam ini harapan gue hilang dalam sekejap."

Hening.

Semuanya tiba-tiba bungkam, apa yang Bintang rasakan tidak jauh berbeda dengan yang mereka rasakan. Seketika mereka semua sibuk berperang dengan pikiran dan luka mereka sendiri, hingga akhirnya Samudra lebih dulu menyudahi, ia pikir saat ini posisinya Bintang yang perlu dukungan.

Samudra beranjak mendekat dan menepuk bahu Bintang. "Ya, dunia emang sekejam itu," ucapnya sembari mendongak, ikut menatap bulan. "Selain kejam, dunia ini juga lucu. Iya gak sih? Kok bisa nasib kita hampir sama?"

Galaksi terkekeh mendengarnya, ia juga baru sadar jika 5 diantara mereka sama-sama tersakiti karena orang tua, bahkan 4 diantara mereka sama-sama dihancurkan oleh Ayah sendiri, meski dengan cara yang berbeda. "Takdir mungkin, Tuhan pengen kita saling dukung, makanya disatuin."

The 7 BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang