🔪04. Sweet Antiction

215 122 150
                                    


"Berbuat baik itu memang baik, tapi jangan terlalu baik, kadang terlalu baik itu tidaklah baik."

-
-
-
📖🫀

WE ARE FRIEND
By kucingimut1258

Ketika ingin memasuki kelas, Haletta tidak sengaja melihat Luzy dan Lutfiya yang sedang duduk di depan pintu kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika ingin memasuki kelas, Haletta tidak sengaja melihat Luzy dan Lutfiya yang sedang duduk di depan pintu kelasnya. Kelas mereka memang bersebelahan dengan kelas Haletta, begitu juga dengan kelas Zaya.

Sejenak mereka menghentikan aktivitas mereka, dan menatap Haletta yang berjalan tanpa mau melihat mereka.

"Letta." Haletta menoleh ketika Luzy memanggilnya.

Luzy menyuruh Haletta untuk menghampirinya. Haletta dengan ragupun menghampiri mereka berdua.

"Ada apa, Zy?"

"Cie yang udah punya teman baru, kami dilupakan ya," sindir Luzy dan Lutfiya mengangguk mengiyakan.

Dilupakan? Apakah mereka tidak sadar kalau mereka lah yang melupakan Haletta dalam persahabatan mereka? Haletta cuma diam. Untuk saat ini, dia tidak ingin berdebat.

"Oh iya, lo kenapa gak bareng kita lagi?"

Pertanyaan dari Lutfiya berhasil membuat Haletta menatap mreka tidak percaya. Dia memanas. Mereka berdua benar-benar tidak menyadari kesalahannya.

"Seharusnya kalian sadar," ucap Haletta lirih dan tidak terdengar oleh mereka.

Melihat Haletta yang cuma diam, membuat Lutfiya kembali berkutik. "Ta, kenapa diam aja?"

"Bisu kali, makanya diam." Haletta menoleh kearah Luzy dengan tidak percaya.

Tidak apa. Ini sudah biasa bagi Haletta. Saat mereka berteman dulu juga seperti ini. Jadi untuk apa dia merasa sakit lagi dengan perkataan yang dilontarkan Luzy.

"Seenggaknya lo berpikir dulu sebelum bicara, apakah perkataan lo itu akan menyakiti seseorang atau tidak," ujar Haletta berani kepada Luzy.

Luzy tersenyum sinis. "Gue cuma bercanda doang, itu aja baper."

"Jelas baper, kan punya hati."

"Gak kayak situ, gak punya hati, makanya gak baper," sambung Haletta dalam hatinya.

"Udah-udah. Oh iya Ta, lo mau nolong kita gak?" Tanya Lutfiya.

Haletta mengangkat dahunya. Tumben sekali mereka meminta bantuan darinya. "Nolong apaan?"

"Bisa gak beliin kita makanan di kantin, soalnya kami lagi ada masalah sama orang yang ada di kantin."

Mereka berdua ini benar-benar aneh. Mereka punya kaki tapi menyuruh oranglain untuk membelikan mereka makanan. Dengan alasan ada masalah sama orang yang ada di kantin. Haletta tidak habis pikir.

"Tapi, guru sebentar lagi masuk." Bukannya Haletta tidak mau, tetapi ini sudah lonceng masuk dan sebentar lagi guru pasti masuk.

"Cuma sebentar doang kok!" Ujar Luzy.

Lutfiya mengangguk. "Kalau gak mau juga gak apa-apa."

Haletta diam, ia harus apa sekarang. Dari dulu, Haletta tidak bisa menolak permintaan tolong dari orang lain. Bukannya apa, Haletta adalah orang yang tidak enakan sama orang lain.

"Baiklah, gue akan kesana."

Luzy dan Lutfiya begitu senang mendengarnya. Mereka saling tatap satu sama lain. "Terima kasih Ta," ujar Luzy dan Lutfiya bersamaan.

Haletta tersenyum. Lalu ia pergi ke kantin dan membelikan apa yang teman-teman nya mau. Tetapi saat kembali, ia tidak melihat Luzy dan Lutfiya yang berada di luar kelas lagi, tetapi didalam karena guru mereka sudah masuk. Tidak apa, ia bisa berikan nanti saat pulang sekolah.

Haletta mau masuk ke kelasnya. Tapi dia mendengar Samar-samar suara seorang guru yang sudah masuk. Hati Haletta mendadak menjadi gelisah, ia sangat takut sekarang. Dengan perasaan yang campur aduk Haletta masuk ke kelas.

"Maaf Pak, saya telat."

Semua mata terfokus kepada Haletta, dan hal itu membuat Haletta tidak nyaman. Pak Dion yang sedang mengajar dipapan pun menghentikan aktivitasnya.

"Darimana kamu? Apakah kamu tidak tau peraturan saya bahwa tidak ada yang terlambat masuk kelas? Sebagai hukumannya kamu berdiri didepan kelas selama jam selesei," ujar pak Dion dengan tegas.

Haletta cuma mengangguk pasrah. Itulah mengapa dirinya ragu untuk menolong Luzy dan Lutfiya tadi, tapi karena ketidak enakan nya kepada semua orang membuat ia sendiri yang menderita.

•••

Haletta merasa hari ini memang lah hari yang sial, setelah berdiri di depan kelas selama tiga jam pelajaran, sekarang ban motornya malah kempes.

"Hal, kok belum pulang?" Haletta menoleh ternyata itu adalah Zaya.

"Ban motor aku kempes, entah kenapa tiba-tiba bisa kempes gini." Haletta menghembuskan nafas pelan.

Zaya membentuk o pada mulutnya.

"Kamu kenapa belum pulang?"

"Tadi ada keperluan dikit. Mau pulang bareng ga-" ucapan Zaya terpotong ketika seseorang menarik tasnya begitu saja.

"Apaan sih Ga, aku belum selesei ngomong sama Haletta," kesal Zaya kepada cowok yang tak lain adalah Gafi yang menarik tasnya.

"Hari ini Aya harus pulang sama Gazio!" ujar Gafi masih menarik tas Zaya.

"Gak mau! Aku gak bisa ninggalin Haletta sendirian disini, apalagi ban motornya kempes." Zaya berusaha melepaskan cengkraman tangannya dari tasnya.

Gazio melirik motor Haletta. Ternyata ban motor Haletta memang kempes. "Lo tenang aja Hal, nanti gue telpon seseorang untuk bawa motor lo ke bengkel."

Haletta menggeleng. "Enggak perlu Ga, gue udah telpon mama tadi kok. Jadi tenang aja, dan kamu Ya, pulang bareng Gafi aja ya!" tentunya Haletta berbohong mengenai ini.

"Beneran gak apa-apa?" tanya Zaya memastikan.

Haletta mengangguk cepat. "Iya, gemesh banget deh sama kalian berdua."

"Yaudah ayok!" Gafi menarik Zaya dari sana.

Zaya melambaikan tangannya kepada Haletta dan dibalas senyuman oleh gadis itu.

"Lucu banget deh, kapan ya aku bisa ngerasain kayak gitu juga?" batin Haletta ketika sepasang pasangan itu tidak terlihat lagi.

"Haletta?" Haletta menoleh dan melihat ternyata itu adalah Aylean yang duduk diatas motornya.

"Kok belum pulang?"

"Ban motorku kempes," jawab Haletta sambil menujuk ban motornya.

"Naik bareng gue aja," ujar Aylean.

"Tapi-"

"Naik aja!" dengan terpaksa Haletta menurut.

Ia menaiki motor Aylean dan duduk di belakang cowok itu. Bagaimana pun ia harus pulang, kan tidak lucu ia berdiri disini seperti gembel. Untuk motornya, dia akan menelpon bengkel untuk itu.

"Pegangan."


TBC




Jangan lupa vote and komennya homiessss🤍

 We Are Friend [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang