Bab 4

2.2K 109 1
                                    

Zaya termenung, Kenapa? Kenapa ini tidak seperti yang ada di Novel, bukanya Tuan Xavier mengabaikan putrinya dan tidak menyayanginya dalam cerita Novel?... Dan apa ini? Zaya melihat ketulusan Dimata seorang Evanderest Morgan Xavier , seperti seorang ayah yang benar benar menyayangi putrinya.

Entah kenapa rasanya is ingin menangis, matanya mulai berkaca kaca meskipun dirinya tidak ingin menangis, Zaya membiarkan saja, mungkin ini adalah perasaan Zaya Asli, saat Azreya menempati tubuhnya semuanya perlahan berubah.

"Hiks... Daddy... Zaya kangen.. " Zaya tanpa sadar mengucapkan kalimat itu, bukan ia yang ingin namun tubuhnya sendiri yang berbicara.

Tuan Xavier memeluk putri semata wayangnya itu, memang selama ini ia abai, namun bukan berarti ia tak menyayangi Zaya, Hanya saja ia tak tau cara mengungkapkan rasa sayangnya pada Zaya.

Dia kira dengan memberikan semua yang dia punya Zaya bisa bahagia nyatanya yang putrinya butuhkan hanyalah kasih sayangnya.

"Putri Cantik Daddy jangan nangis lagi...Daddy juga kangen banget sama Zaya.. " Ujar Tuan Xavier menghapus air mata Putrinya.

Apa iya lo kangen sama anak lo yang udah ga ada?... Tapi bukan salah lo juga sih... Salah penulis Novelnya kenapa bikin tokoh lo jadi kayak ga peduli sama Zaya... Padahal Zaya ga salah apa-apa.... Oke.. But.. Gue akan coba nerima semuanya dulu.. Buat buktiin lo beneran sayang apa ga sama Zaya*batin Zaya.

"Kamu kan baru sampai, Kekamar terus istirahat gih.. " Suruh Tuan Xavier.

"Hm" Zaya menjawab dengan pandangan datar kembali.

Tuan Xavier menghela nafas, sudah sejauh mana putrinya ini berubah?..., Padahal tadi menangis mengatakan Kangen tapi sekarang tatapan yang berubah menjadi datar.

Zaya berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya bersama seorang maid yang mengantarkannya.

____

Zaya mengamati seluruh isi kamar, kamar bernuansa hitam putih itu benar benar sempurna, selera Zaya sama persis dengan Azreya.

Dengan satu Ranjang Queen Size lalu banyak perabotan tertata Rapi disana, ada lampu tidur LED yang dipasang di dinding membentuk Tulisan QUEENZA .

Gadis cantik itu berdiri di depan cermin besar, mengamati dirinya dari atas sampai bawah.

"Perfect" pujinya pada diri sendiri.

Mau bagaimana lagi, Tubuh Zaya benar benar Perfeck, wajahnya yang Cantik, bulu mata lentik, hidung mancung, kulit putih, bibir mungil merah alami, rambut hitam panjang sepinggang yang mengkilap, serta tingginya yang sekitar 176 cm, benar benar mirip seorang model apalagi bodynya yang menambah kesan cantik pada dirinya.

Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona, namun jujur saja selama ini Zaya tak pernah berpacaran dengan siapapun.

Setiap kali ada yang menyatakan perasaan padanya, Zaya akan menolak, dan tentu alasanya karena ia mencintai sahabatnya bahkan dari dulu.

Zaya berpisah dengan sahabatnya sejak Daddynya membunuh Nakamoto Yory, usia Zaya saat itu baru 10 tahun.

Zaya meskipun masih kecil sudah mengerti situasinya, ia pun menurut pada Daddynya dan dikirim ke Cina meskipun ada perasaan tidak rela jika harus berpisah dengan sahabatnya.

"Kacaukan alur Novel, itu tujuan gue... Buat protagonis wanita menderita kayaknya menarik?.. Atau.. Bunuh saja mereka.. Hahahahhaha" Zaya tertawa dengan keras di kamarnya, lagipula tak akan ada yang dengar, toh kamarnya saja kedap suara.

"Ga mungkin kalo gue ga terlibat secara Queen Zaya kan termasuk Figuran penting, kenapa ga dibuat antagonis sekalian sih?! Padahal levelnya lebih hebat dari pada si Antagonis! " Monolog Zaya.

____

SMA ATLEAST HIGH SCHOOL.

(Sorry kalian bayangin aja sendiri gimana gedung sekolahnya, soalnya sya sibuk banget, gbs nyari)

Sekolah dengan gedung yang amat besar nan tinggi, tentu saja penghuninya pun seseorang dari kalangan menengah dan Atas, namun masih ada orang orang kelas bawah yang lewat jalur beasiswa bisa masuk ke sana.

Dan tentu saja mereka yang lewat jalur beasiswa tidak bisa hidup tenang karena pasti ada saja orang yang membuly mereka karena status.

Seperti kisah seorang Lolita Dianatika Adinda gadis beasiswa yang menduduki kelas 10 Ips 3 itu, sebenarnya gadis itu bukan masuk dari jalur beasiswa tetapi karena protagonis pria yang membiayainya bersekolah disitu dengan identitas biasiswanya, ia itu tak terlalu pintar tapi juga tak bodoh.

Gadis yang kerap di panggil Atika atau Tika oleh protagonis pria dan teman temanya itu, sering sekali di buly karena status biasiswanya, protagonis pria memasukanya ke sekolah ini Karena ingin membalas budi, Tika telah menyelamatkanya Saat ia akan tertabrak sebuah mobil.

Setelah itu dia mendaftarkan Tika di AHS dan selalu melindunginya dari para pembuly, Lita adalah protagonis wanita di Novel ini dengan sifatnya yang baik, polos, ramah, dan penyayang membuat protagonis pria takluk padanya.


TBC.


AZAXION (Transmigrasi Story) Onde histórias criam vida. Descubra agora