7. Final (End)

2K 221 33
                                    

Keysha menggigit leher Nara dan menghisap darahnya dengan rakus. Ia terlihat semangat, karena penantiannya selama ini akhirnya terwujud.

Hingga tiba-tiba Keysha melotot, ia mundur beberapa langkah seraya memegangi lehernya yang terasa terbakar.

Nara masih berdiri dengan tegak, meski darahnya sudah dihisap banyak dan sebagian turun mengotori baju yang dia gunakan.

"Apa darah gue yang sangat lo incar itu enak?"

Tubuh Keysha ambuk pada atas lantai tubuhnya mengejang dengan rintihan kesakitan.

"Gue bukan mangsa, darah gue adalah racun buat kalian."

oOo

Naresh terlihat sangat kesakitan dengan mata sayu yang berperang dengan kesadaran. Sorotnya tak sedikit pun teralihkan dari Nara yang kini punya aura berbeda. Tidak ada citra kekanakan yang mudah termakan takut sebagaimana sebelumnya.

Dada Naresh mulai mengeluarkan cahaya,  bias-bias kemerahan mulai menyeruak dari tengahnya.

"Merah ruby, gue belum pernah liat sebelumnya."

Kebanyakan vampir sekarang hanya vampir biasa. Mungkin karena kebiasaan leluhurnya yang membuat semakin ke sini mereka semakin mengalami kemunduran. Hanya satu dua yang masih diberkati dengan kekuatan spesial. Salah satunya adalah Naresh. Satu-satunya vampir di Agha Wijaya yang bisa teleportasi.

"Lo bisa pergi ke mana pun dengan singkat, tapi kenapa cuma lakuin buat nangkap gue yang mau jatuh?"

Nara mengusap lelehan darah di bibir Naresh. "Selama di Agha Wijaya, lo belum pernah minum darah sedikit pun. Padahal akses lo terbuka lebar. Kenapa? Bukannya gue udah bilang ini tempat orang serakah?"

"Gue pernah ngerasa gentar waktu lo datang ke sini, tapi ternyata lo malah berusaha lindungin gue, kenapa Resh?"

Nara melihat kristal mereka sepenuhnya keluar dari dada Naresh. Nara tersenyum melihat inti kehidupan Naresh yang sangat cantik. Namun, tak lama kemudian ia menghela napas.

Tidak seperti pada saat dengan Keysha, Rega, bahkan Cheryl, yang mana Nara langsung mengambil kristalnya, sekarang Nara malah menekan kembali kristal itu agar masuk ke dalam tubuh Naresh.

Sebelah tangan yang lain meraih tangan Naresh yang semakin tidak berdaya meski dia masih bisa melihat. Nara membuka mulutnya, taringnya memanjang sebagaimana vampir pada umumnya. Ia menggigit lengan Naresh hingga menciptakan lubang.

"Gue nggak berbohong loh soal gue adalah vampir yang nggak pernah minum darah seumur hidupnya."

Meskipun Naresh tak bisa merespon apa-apa, Nara tahu Naresh mendengarkannya. "Raga Murni itu bukan dongeng, dia di depan lo sekarang."

Nara menghisap pada luka Naresh kemudian meludahkan darahnya, berulang kali untuk membuang racun yang sudah terlanjur masuk ke dalam sana.

"Gue boleh pinjem kalimat lo? Gue bakal bikin hidup lo sedikit lebih lama."

Nara mengusap luka yang dia buat, lalu lengan Naresh pun kembali baik-baik saja.

oOo

Nara terduduk di depan pada kursi dengan jendela besar di depannya yang membuat Nara bisa leluasa melihat keadaan di bawah sana. Dari sini, semua tentang Agha Wijaya terlihat.

Nara meraih sebuah kristal berwarna biru. Melihat-lihat kecantikannya. "Vampir kristal biru, punya kemampuan menyembunyikan diri, vampir pun nggak bakal ada yang nyadar kalau dia itu vampir."

Bite Me [TAMAT]Where stories live. Discover now