lover 4

255 25 1
                                    

Pukul 12.01.

Jungwon terbangun dari tidur. Menggeliat pelan sambil mencari keberadaan Riki, tapi matanya tidak menemukan Riki di sudut manapun.

Jungwon mengerucutkan bibirnya kesal. Jungwon saat sakit memang bisa lebih manja dan tingkahnya pun tak diduga-duga.

"Riki jahat."

Yang dibicarakan tiba-tiba datang dari pintu kamarnya.

"Kakak udah bangun?" tanya Riki sambil membawa sepiring makanan dan segelas air putih.

"Riki dari mana aja?!"

"Beliin kakak makanan," jawab Riki santai.

"Tapi kok keringetan?"

"Belinya sambil lari."

"Kok sambil lari?"

"Ya pengen aja, emangnya kenapa?"

"Gak capek?"

"Capek, aaaa," Riki menyuapi Jungwon dengan telaten.

Jungwon menerimanya.

Menunggu Jungwon mengunyah, Riki menempelkan tangannya ke pipi Jungwon.

Pipi Jungwon memerah lagi.

"Udah mendingan, huft ... bagus deh."

Jungwon menunduk.

Riki yang melihat tingkah aneh Jungwon, angkat bicara.

"Kak, kenapa?"

"Maaf ngerepotin."

Riki mengangkat dagu Jungwon agar ia bisa menatapnya.

"Enggak sama sekali, justru gue yang minta maaf karena gara-gara gue kakak sakit. Udah jadi tanggung jawab gue ngerawat lo, kak."

Riki tersenyum setelahnya lalu kembali menyuapi Jungwon.

Setelah makanannya habis, Riki menyodorkan segelas air dan juga beberapa obat.

Riki kembali ke dapur untuk mencuci piring yang habis dipakai tadi. Selesai mencuci piring, Riki kembali ke kamar Jungwon, duduk di tepi ranjang.

Mereka berdiam-diaman sampai salah satu dari mereka membuka suara.

"Ki, tadi gue ngelakuin hal aneh enggak?"

Riki memikirkan kembali kejadian yang telah lalu.

"Emangnya kenapa?"

"Gue kadang suka gak sadar ngapain aja kalau lagi sakit, ingetnya setengah-setengah karena di luar kendali gue."

Riki mengangguk.

"Gak ada sih, cuma pas lo ngerengek pake nama gue aja."

Jungwon mencoba mengingat-ingat. Setelahnya ia malu menarik selimut sampai menutupi wajahnya.

Riki terkekeh.

"Gimana tadi mimpinya?"

Jungwon menarik kembali selimutnya sampai tidak terlihat apa-apa.

"Aneh."

"Orang sakit kan mimpinya emang aneh."

"Iya," jawab Jungwon singkat.

Jangan tanya Jungwon mimpi apa, karena mimpinya beneran aneh sampai ia tidak mau mengingatnya lagi.

"Berarti gue udah boleh pulang dong ya?"

Jungwon membuka selimut setengah badan agar wajahnya terlihat.

"Enggak boleh."

"Kenapa gak boleh?"

LO(S)VER [nikwon] ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt