Part 44. Merasa Bersalah

59 6 2
                                    

Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@twins_identik) dan Patimah_WIZONE atau yang lebih di kenal dengan nama Siti_One_it

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Happy Reading

Dito tampak menghela nafas nya saat lagi dan lagi panggilan telfonnya tidak di angkat oleh istri nya dan hanya suara operator yang terdengar.

Sebenarnya dimana istrinya saat ini. Kenapa perasaan nya tidak tenang terus sejak tadi.

Saat Dito sibuk dengan pikirannya tiba - tiba saja.

"Dito." Panggil seseorang dari arah lift, tidak jauh dari loby di mana Dito duduk.

Dito, lelaki itu tidak menghiraukan  panggilan itu sama sekali. Ia justru menghela nafas berat saat mengenali pemilik suara itu. Suara seseorang yang tidak ingin Dito temui untuk saat ini.

"Dito, kau masih marah padaku!" Anjani pemilik suara itu kini telah berdiri tepat di depan Dito. Tapi tak ada sautan dari Dito.

Anjani diam - diam menghela nafasnya saat tak mendapatkan respon dari Dito. "Dito, aku minta maaf sungguh. Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Aku hanya ingin kau tahu bahwa istrimu..."

Ucapan Anjani tampak di potong oleh Dito.

"Aku tidak ingin mendengar hal itu lagi. Jadi bisakah kau pergi sekarang."
Dito berucap dengan nada yang dingin tanpa berniat menatap lawan bicaranya.

"Tapi Dito. Aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa kau tidak boleh terlalu percaya pada istrimu. Apalagi mengenai anak yang dia kandungan saat ini, kau masih ingat bukan bahwa sampai saat ini dia masih berhubungan dengan kekasihnya. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang saat ini di kandung oleh istrimu adalah anak lelaki lain. Aku begini karena tidak ingin kau menyesal nantinya."
Jelas Anjani masih saja berharap jika kali ini Dito mau mempercayai ucapannya itu. Dengan begitu dia memiliki kesempatan untuk bisa mengambil hati Dito.

"Kau tidak perlu repot-repot ikut campur dengan urusan rumah tangga ku. Masalah aku mau percaya pada siapa itu juga bukan urusanmu, jadi berhentilah atau aku akan benar - benar akan membencimu." Ujar Dito masih dengan nada yang dingin.

"Tapi Dito, aku tidak ingin kau di permainkan oleh wanita itu. Kau berhak tahu siapa ayah dari bayi yang dia kandungan. Ada baiknya kau minta dia untuk jujur padamu sekarang..." Anjani tampak menghentikan ucapannya saat melihat Dito melayangkan tatapan tajam padanya.

"Bukankah sudah aku katakan untuk berhenti. Ini masalah ku dengan istriku, semakin kau berusaha untuk ikut campur semakin aku yakin bahwa sebaiknya kita tidak perlu lagi saling mengenal." Ujar Dito sambil beranjak dari tempat duduknya, tapi secepat kilat Anjani meraih lengan Dito untuk menahan Dito agar tidak pergi begitu saja.

"Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu, Dito. Kita sudah berteman sejak dulu, aku begini juga karena peduli padamu. Sebagai teman aku ingin yang terbaik untuk temanku."

Anjani tampak nya tidak setuju jika Dito ingin mengakhiri hubungan pertemanan di antara mereka.

"Kau yakin hanya karena kau teman ku, kau bersikap seperti ini. Bukan karena ada maksud yang lain."

Dito berucap sambil menyingkirkan tangan Anjani yang memegang lengannya.

"Apa yang kau katakan Dito. Kau menuduh ku berbohong begitu!" Anjani tampak tersinggung dengan ucapan Dito. Padahal dalam hatinya dia takut Dito sadar bahwa ada maksud lain dari kepedulian nya selama ini.

Egois (Felly & Dito) EndWhere stories live. Discover now