| 1 |

4.7K 114 3
                                    

✿︎✿︎✿︎

"Cindy, usiamu sudah 25 tahun. Kapan kamu akan menikah?" Harriet Lenhart, ibu Cindy mengomel lagi. Entah sudah berapa kali ibunya mempertanyakan topik mengesalkan tersebut.

Jujur saja, Cindy sudah bosan mendengar ibunya membahas pernikahan. Memang apa yang salah dengannya, belum menikah pada usianya saat ini terbilang wajar. Bagi Cindy, usia 25 masih terbilang produktif. Ini abad 21, bukan zaman kuno dimana wanita harus segera menikah dan memperbanyak keturunan.

"Nanti, Mom."

Selain itu, memangnya siapa yang mau menikahinya? Cindy tidak memiliki waktu untuk memikirkan hubungan romansa, ia bahkan lupa kapan terakhir kali memiliki pacar. Mungkin saat masih di sekolah menengah.

Ayahnya meninggal sejak ia berusia 5 tahun karena kecelakaan lalu lintas. Sejak saat itu, Harriet menjadi ibu tunggal, tentu saja Cindy tak tega membiarkan ibunya bekerja sendirian.

Daripada menjalin hubungan asmara, Cindy lebih memilih sibuk membantu ibunya mengurus Nanny Lenhart. Sebuah organisasi kecil yang menampung pengasuh dari berbagai tempat untuk berkumpul dan menerima klien. Nanny Lenhart bukan hanya tempat berkumpul pengasuh lansia, tapi juga anak-anak.

Ia telah mengikuti jejak ibunya mengurus Nanny Lenhart sejak kecil. Saat usianya 18 tahun, terkadang ia juga ikut turun tangan mengambil pekerjaan. Biasanya pekerjaan dengan durasi kontrak singkat, tapi Cindy lebih sering mengurus dokumen administrasi.

Sebenarnya Harriet sudah berkali-kali mencomblangkan dia dengan Jason. Tentu saja Cindy tidak mau. Tidak ada yang salah dengan Jason, tetangga sebelah rumahnya. Cindy hanya terlanjur menganggap Jason seperti saudara sendiri karena mereka hidup berdampingan sejak kecil, bahkan sering satu bangku saat sekolah. Bayangan dirinya menikah dengan Jason membuatnya bergidik. Terlalu mengerikan.

"Jawabanmu tak kreatif." Timpal Harriet sementara tangannya menyodorkan map. "Selalu nanti, nanti dan nanti."

Tuh, kan, bukan hanya Cindy yang bosan dan kesal membahas pernikahan. "Untukku?"

"Baru saja ada klien dengan permintaan khusus. Kalau kamu masih belum mau menikah. Kesana saja." Ucapnya dengan pedas seolah ingin mengusir putrinya.

Akting Harriet tentu tak berhasil. Cindy tahu sebenarnya ibunya sangat perhatian. Harriet terlalu mencintai Cindy.

Sudah bisa ditebak. Jika Harriet memberinya pekerjaan, Cindy akan berakhir mengasuh anak-anak.

"Tidak ada nama?"

Cindy mengernyit setelah membaca data di atas meja. Disana hanya tertulis profil Mr. Tyler, yaitu orang yang menghubungi mereka.

"Dia meminta pertemuan langsung di Lunatic."

Biasanya, pengasuh dan klien hanya akan berbicara lewat email, atau klien akan datang kemari untuk berdiskusi. Setelah setuju, mereka akan bertemu di rumah klien untuk bertemu langsung dengan sosok yang harus diasuh. Ini pertama kalinya seorang klien ingin bertemu di kafe.

"Klien ini sedikit berbeda."

"Kan ibu sudah bilang." Ucap ibunya masih dalam akting ketus. Cindy memilih mengabaikan. Setelah beberapa waktu, ibunya pasti akan kembali bersikap normal. Terutama saat merasa diabaikan.

Cindy segera mengambil map dan beranjak dari sana. "Oke. Pergi dulu, Mom."

Cindy sungguh penasaran klien seperti apa Mr. Tyler itu.

✿︎✿︎✿︎

Setelah berbicara dengan ibunya, Cindy segera menghubungi klien. Tak lama kemudian, disinilah dia sekarang.

Obsess Me, Idiot! [SELESAI]Where stories live. Discover now