23. Saya Hanya Ingin Anda Pulang

58 13 0
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

BAB 23SAYA HANYA INGIN ANDA PULANG

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

BAB 23
SAYA HANYA INGIN ANDA PULANG

Rasa takut akan lebih mudah dihadapi kalau saya punya orang yang benar-benar saya percayai... sesuatu yang tampaknya mustahil akan saya miliki.

































INGIN RASANYA saya memutar waktu dan mencegah Januar membuka pintu, andaikata saya tahu siapa yang malam ini akan bertamu.

Pemuda yang berdiri terisak-isak itu masih saja menatap saya, air mata merebak bak tirai-tirai air di wajahnya; kedua bola mata coklat kelabu itu seolah merongrong dinding kesadaran saya, memaksakan hujaman rasa sakit yang tak pernah saya bayangkan pernah berada di sana. Ia tampak tak terawat sekarang, saya hampir tak mampu mengenali. Kemejanya yang berantakan dan kotor serta rambutnya yang tak disisir memberi saya sebuah pertunjukan mimpi buruk; inilah yang terjadi, inilah hal terkutuk yang tanpa saya sadari akan terus menghantui.

Ia berulang kali melemparkan gestur melalui tatapan matanya, seakan berharap saya mengenalinya. Saya menggeleng pelan, lalu mengalihkan pandangan. Tanda tanya di wajah Januar tak bisa saya abaikan, namun saya memilih diam, tak ingin menambah keributan.

Saya berlalu. Detak jantung saya mengamuk. Gelora kecemasan dan rasa takut berhasil menemukan saya kembali malam ini.

"JANGAN PERGI!"

Belum saja saya mencapai tangga, jeritan itu sukses menghentikan langkah saya. Kini kebisingan melolong dalam ceruk pikiran saya. Hati saya berbisik, memohon kekuatan.

"Saya mohon, jangan pergi..." Pemuda yang ada di depan pintu itu meraung-raung, suara tangisnya menyayat hati. "Jangan pergi lagi... saya mohon..."

"Veronika?" panggil Januar.

Saya menggeleng lagi, memberinya tatapan penuh keresahan. Saya tak tahu, Januar. Saya tak tahu.

"Veronika," ulang Januar lagi, "apakah Anda mengenali pria ini?" Cengkeraman Januar pada pintu melemah ketika menatap saya, membuat kengerian menjalar tiba-tiba ketika firasat tak mengenakkan hadir.

PESTA PARA MANEKENOù les histoires vivent. Découvrez maintenant