EXTRA CHAPTER III

1.1K 88 11
                                    

"Kami akan menghubungi kalian kembali di hari pernikahan, sampai jumpa lagi!" Seru sang Manager dengan senyum lebar.

Tsukishima dan (Name) yang baru saja menutup pintu tempat fitting baju pernikahan menghela nafas lelah.

Bagaimana bisa untuk memakai baju yang hanya dipakai setengah hari butuh berjam-jam karena Managernya yang sangat bersemangat? Hampir puluhan gaun dan tuxedo yang mereka uji coba, akhirnya mereka puas dengan pilihan yang pertama kali mereka pakai. Tentu itu hanya keinginan sang Manager yang terlalu bersemangat untuk memakaikan karya-karya cantiknya.

"Kau lelah?" Tanya Tsukishima

"Bohong jika aku mengatakan lelah," Jawab (Name) "aku sangat lelah." Keluhnya

Tsukishima mengusap-ngusap rambut halus (Name), "Maaf, karena Okaa-san terlalu bersemangat dan malah membuatmu kelelahan." Ujarnya

(Name) menikmati sentuhan Tsukishima dirambutnya, "Ya, mau bagaimana lagi. Raut wajah Okaa-san sangat bahagia saat ini."

Tsukishima mengerti jika pasangannya tengah kelelahan, ia berusaha melihat sekitar apakah ada tempat untuk beristirahat dan mengisi perut sementara.

"Ayo kita minum dulu." Ajak Tsukishima dengan menarik tangan (Name), yang ditarik hanya pasrah karena memang tidak ada lagi tenaga yang ia punya.

Ada sebuah kafe bergaya modern tetapi sedang sepi, membuat Tsukishima akhirnya memilih tempat ini. Saat ia melihat papan menu, kafe ini menyediakan makanan penutup.

"Tolong hot macha 2 dan black cake with strawberry 1." Ucap Tsukishima sesaat sebelum menentukan meja mana yang akan keduanya gunakan.

Setelah memesan, keduanya duduk di dekat jendela dan beruntungnya tidak ada keributan di sini. Hanya beberapa orang yang berjalan kaki dan bersepeda, membuat keheningan ini begitu berharga.

(Name) meletakan kepalanya yang terasa berat di meja. Ia benar benar pusing meskipun hanya memilih gaun pengantin beserta antek-anteknya.

Tsukishima mengulurkan tangannya untuk kembali mengusap-ngusap kepala gadis itu.

"Nanti kamu langsung pulang aja kalau selesai makan cakenya." Ucap Tsukishima, "Gak perlu ikut milih cincin biar, aku aja sendiri. Kamu capek kan?"

(Name) tanpa sadar menganggukkan kepalanya, sedetik kemudian ia bangun dari posisi awalnya menjadi duduk tegap.

"Gak mau." Jawab (Name)

"Jangan ngeyel, kita nikah seminggu lagi. Masa kamu mau nikah tapi sakit?"

"Nggak bakalan sakit."

"Jangan bohong, tadinya kamu hari ini mau istirahat kan?"

(Name) membungkam mulutnya, Tsukishima sudah tahu aktifitasnya di hari weekend setelah hari kerja yang melelahkan.

"Aku anterin, ya?" Bujuk Tsukishima

"Tetep gak mau, lagian kamu juga capek terus salah kamu netapin tanggal secepet itu. Pokoknya gak mau pulang." Tegas (Name)

Percakapan mereka terhenti sejenak karena makanan dan minuman mereka baru saja sampai.

Setelah merasakan tegukan pertama minumannya, (Name) kembali bersuara.

"Lagian yang nikah bukan kamu aja, ntar kalau cincinnya nggak sesuai gimana? Malu sama tamu undangan."

"Cincin boleh gak sesuai, tapi gimana kalau kamu sakit karena maksain diri? Gak nggak mungkin aku nikah sendiri." Balas Tsukishima

(Name) mengerutu dengan cemberut, sambil memegang gelas miliknya ia tetap berbicara tidak jelas kedengarannya namun di mata Tsukishima itu adalah salah satu tingkah menggemaskan dari perempuannya.

Back To Zero [Tsukishima Kei]-ENDWhere stories live. Discover now