01. Wild Flower

128 11 3
                                    

Suara langkah kaki terdengar menggema di ruangan aula sekolah ternama itu. Disana juga terdapat tiga insan yang tengah berdiri tegak di sisi panggung menatap figur tegas yang mulai meraih mikrofon di hadapannya. Suara dengingan audio membuat beberapa siswa mulai menutup telinganya disertai sedikit ocehan.

"Kata, Kesempatan, dan Waktu"

"3 hal ini menjadi suatu hal dasar yang kami gunakan untuk membangun masa depan. Mereka yang berhasil lulus menetapkan standar yang tinggi. Mereka yang telah sukses di bidang mereka masing-masing. Pengusaha besar, Pengacara, Politisi, Dokter, dan masih banyak pekerjaan mulia yang kini mereka tempuh. Perbedaan kesuksesan yang hadir karena satu persamaan."

"Mereka telah menanamkan 3 hal prinsip dasar sekolah ke dalam individu mereka"

"Kini kalian telah berhasil menjadi salah satu bagian dari keluarga besar kami. Siswa-siswi yang terpanggil karena kami meyakini bahwa kalian memiliki kemampuan menjadi orang yang sukses. Tapi kesuksesan tidak datang dengan mudah, dibaliknya pasti ada sebuah pengorbanan yang cukup besar."

"Mulai saat ini, kami harap kalian akan menuntut ilmu dengan mengikuti peraturan yang berlaku secara disiplin. Jika ada diantara kalian siswa siswi Effergrin yang ditemukan sebagai pelanggar, maka tenaga pendidik tidak akan segan memberikan sebuah sanksi."

"Ingat setiap kata di hari ini, Gunakan sebagai kesempatan, Manfaatkan waktu yang telah diberikan" 

Suara ketukan tiga kali pada mikrofon tersebut dibalas dengan riuh suara tepuk tangan dan sorakan dari banyaknya siswa-siswi Effergrin. Seungcheol, Jeonghan, dan Joshua melekatkan pandangan ketiganya pada sebuah piala yang mulai kembali terpajang di ruangan tersebut. Disana akan ditakdirkannya sebuah kesuksesan yang entah memihak pada siapa. Ketiganya mulai saling melemparkan pandangan.

"Yoon Jeonghan!"

Jeonghan tentu seharusnya hanya perlu berjalan menaiki panggung dengan kepala terangkat. Namun apa yang begitu menganggu pikirannya hingga ia harus menyembunyikan wajah ketika namanya terpanggil sebagai salah satu siswa terbaik. Lampu-lampu di ruangan itu segera menyorot ke arahnya, menjadikannya sebagai pusat atensi. 

Entah apa yang terjadi pada pria yang berhasil menjadi salah satu siswa berprestasi itu. Matanya mulai berlinangkan air mata, wajahnya memerah, suara isakannya terdengar bergetar, pola nafasnya bahkan tidak karuan. Matanya terpejam perlahan, berharap bahwa ini hanyalah cerita novel-novel favoritnya, novel yang berhasil membuat si Hong menangis tersedu-sedu. 

Sebelumnya ia yang selalu memperhatikan si Hong dengan mata yang membengkak, kini si Hong yang menatapnya hancur di atas panggung impiannya sendiri. 

"Yoon Jeonghan?" Tanya sang pembawa acara akibat aksi bisu sang siswa berprestasi itu. Bahkan para siswa berprestasi lainnya sudah menatapnya heran, terkecuali si Choi yang ikut menundukan kepalanya walau tanpa tetesan air mata.

Setiap tahunnya Effergrin selalu memiliki lima siswa-siswi dengan nilai tertinggi dan Jeonghan berhasil menempati posisi lima. Namun hal itu tak lantas membuatnya bahagia, 

Mengapa?

"Choi kau tidak akan mengambil hak milik si Hong lagi kan?" Sarkas Jeonghan disertai senyum khas miliknya.

"Mungkin..."

"Tapi aku akan mempertimbangkannya ketika mengingat muka bengkak milikmu itu Yoon" Lanjut Seungcheol berhasil membuat kedua lainnya hanya tertawa pelan.

Tawa pelan di ruangan sunyi itu menggema, membuat hampir seluruh atensi tertuju pada ketiganya. Ketiganya berusaha menghentikan tawa tersebut, namun pikiran ketiganya kembali berputar pada ingatan yang begitu sendu.

Wild Flower [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang