05. Chance

54 10 3
                                    

"Jihoon? boleh kita ubah bahan materialnya supaya-"

Perkataan sang pengajar terhenti saat terdengar sebuah suara ledakan disertai suara pecahan kaca di daerah tersebut. Jeonghan membuang nafasnya kasar lalu menatap ke empat siswaanya bergantian, "Kalian lanjut, permisi..."

Soonyoung menatap ketiga temannya seakan-akan bertanya akan apa yang telah terjadi, sang gadis hanya menaikan bahunya tak tahu sementara dua siswa lainnya segera mendekat ke arah jendela untuk menatap sumber suara ledakan tersebut.





Seungcheol menatap ruangan kelasnya yang terlihat berbeda, tatapannya tertuju pada seorang gadis yang tengah menulis di buku catatan miliknya, "Jiah?"

"Eum- Iya pak?"

"Dimana Junhui sama Miy-"

Tubuh mereka tersentak bersamaan disaat terdengar sebuah suara ledakan yang cukup keras membuat Seungcheol segera menghela nafasnya pelan.

[WILD FLOWER]

Jisoo menghentikan langkahnya tepat di sebuah pintu ruangan pimpinan sekolah. Ia menghirup udara perlahan lalu kembali melangkah mengumpulkan tekadnya untuk memasuki ruangan tersebut.

"S-saya minta maaf"

Pria muda itu meringis ketika tangannya terlihat memerah akibat pukulan sang guru kesiswaan.

"Berhenti."

Jisoo menghentikan langkah kakinya di ruangan tersebut tatapannya beralih menatap kelima siswanya yang tengah berdiri tegap dengan wajah tertunduk lesu di ruangan tersebut. Di ruangan itu juga ia menatap kedua temannya yang berdiri dengan tatapan yang begitu menghakimi kelima siswanya.

Jeonghan melangkahkan kakinya perlahan, "Kepala sekolah setuju untuk menghukum mereka Hong"

Jisoo mengepalkan kedua tangannya menahan amarahnya, ia berusaha menampilkan senyumannya lalu menatap ke arah sang kepala sekolah,

"Ada sedikit kekeliruan disini. Seharusnya praktikum pemuaian nitrogen dilakukan di laboratorium tapi karena lalai akhirnya percobaan itu meledak."

"Jadi yang harus bertanggung jawab penuh atas ini semua adalah saya sendiri..."

"Hong!"

Jisoo menoleh menatap Jeonghan lalu memiringkan kepalanya, "ada masalah Han?" tanyanya datar.

Kelima siswa itu mendongak menatap sang wali kelas dengan pandangan yang berbeda. Hanni serta Chan saling melemparkan tatapan lirih, sedangkan Mingyu berpegang teguh akan rasa bencinya kepada sang pengajar.

"Kalian keluar" Perintah sang kepala sekolah membuat kelima pelajar itu berjalan keluar dari ruangan dengan sedikit penyesalan yang dirasakan oleh seseorang diantaranya.

Jisoo menatap kepergian kelimanya, "Hong, kita semua tau ini ulah mereka" timpal Seungcheol.

Sang wali kelas hanya mengangguk pelan.

"Sampai kapan ulah mereka harus ditoleransi? Yang mereka lakukan itu mengganggu kegiatan seluruh siswa Hong!" Bentak Jeonghan tak suka.

"Sampai kapan Effergrin gak ngasih kesempatan yang sama untuk mereka?!" Balas yang lainnya tak kalah keras

"HONG!"

"YOON!"

Gebrakan meja menghentikan argumen panas keduanya, "Hong, apa pembelaan untuk itu semua? Kenapa Effergrin harus memberi mereka kesempatan"

Wild Flower [SVT]Where stories live. Discover now