06. Secret

35 7 6
                                    

Seungcheol terduduk di ruang kelasnya menatap kelima siswanya yang tengah menulis materi yang baru saja ditulisnya di papan tulis. Tatapannya terus terkunci pada kedua orang siswa yang terduduk di dekatnya.

"Gimana rasanya?"

"Hm?" Kelimanya mendongak terkejut saat sang guru tiba tiba melontarkan pertanyaan yang tak dapat dimengerti oleh kelimanya.

"Ada yang salah, pak?" Tanya Seungkwan lalu menghentikan kegiatan menulisnya.

Seungcheol tersenyum. Senyumannya tak tulus, senyuman itu terlihat begitu mengerikan. Ia terlihat marah saat ini.

"Jangan pikir saya gak tau soal poster itu Kwon Miyong."

Gadis itu mendongak terkejut, matanya membulat, tubuhnya menegang tak percaya.

Seungcheol menunjukan sebuah potret sang anak didik yang tengah berbincang bersama dengan para siswa yang baru saja ditemuinya di ruang sang kepala sekolah.

Ia menggeser layar ponselnya, potret selanjutnya menunjukan gadis itu yang tengah menyebarkan beberapa poster di sekitar area Effergrin bersama dengan lima siswa kelas C.

Miyong mengedarkan pandangannya sampai netranya menangkap sosok pria yang tengah terkekeh pelan dengan seringaian puas miliknya.

"YAK! Hansol!"

Pria itu menoleh lalu menatapnya tak suka, "kenapa? Aku salah? Aku sedikit tertarik soal perempuan sombong yang berteman dengan orang-orang miskin itu"

Miyong menatap sang guru tajam.

Seungcheol hanya menggelengkan kepalanya pelan, "hmm, saya cuman ingin kamu tau soal betapa beruntungnya kamu ada di kelas ini. Semua orang terlalu fokus soal kesalahan kelas C, sampai mereka lupa bertanya soal darimana semua bahan yang mereka dapet."

"Miyong, Junhui, saya sadar kalian terlibat masalah ledakan itu sejak kalian gak hadir di kelas pagi tadi."

"Kalau kelas berandalan itu berakhir dengan kenaifan Jisoo. Perilaku kalian berakhir dengan saya yang begitu munafik."

"Menyudutkan kelas itu untuk diberi hukuman, sementara perilaku kalian dikubur begitu dalam agar tak tercium oleh siapapun"

Namun tanpa disadari oleh siapapun yang ada disana. Jihoon tengah berdiri di balik pintu ruangan tersebut. Cukup lama untuk mendengarkan rincian masalah tersebut sedari awal.

[WILD FLOWER]

Jisoo terduduk di ruang kelasnya dengan udara dingin yang berhembus mengenai kulitnya. Terkadang netranya menatap lekat jam digital di atas mejanya, terkadang ia memijat keningnya, terkadang ia menjatuhkan kepalanya.

"Shua..."

Kepalanya mendongak lalu tersenyum ketika menatap kedatangan Seungcheol juga Jeonghan yang membawa setumpukan buku pembelajaran. 

"Kalian dapat darimana?"

"Di ujung jalan, ada penjual buku. Kau lupa teman kita satu ini  memiliki banyak uang. Buku seperti ini bisa dia beli dengan jumlah banyak."

"Benar juga, jadi sekarang kita akan pelajari ini dimana? kau tau aku tidak bisa menggunakan beberapa ruangan di sini" Ucap Jisoo lirih

Jeonghan menepuk kedua tangannya, "Aku tau! taman belakang!"

Jisoo menoleh ketika menatap beberapa siswa berlarian memasuki area kelas lain dikarenakan bel sekolah akan berbunyi dalam waktu dekat. Ia menampilkan senyuman tipis miliknya ketika Seungcheol berjalan memasuki ruang kelasnya yang hanya terisi oleh dirinya.

Wild Flower [SVT]Where stories live. Discover now