BAB 2

1.1K 143 72
                                    

Tolong guys bantu komen, vote dan share.

Love dulu part ini biar semangat 🥰🥰

Kalian asalnya dari kota mana aja nih?

Kalau banyak yang suka aku lanjut..

***

Prinsip hidup saya satu tidak akan pernah menyakiti perempuan, Anak-anak dan orang tua."

***

"Kapten nggak pernah mukul perempuan, kan?" Pertanyaan dari Keisha membuat kening Raga berkerut.

"Sejak kapan saya suka pukul perempuan? Prinsip hidup saya satu tidak akan pernah menyakiti perempuan, Anak-anak dan orang tua." 

Keisha bernapas lega mendengar itu. Ia kira Raga akan memukulnya. Karena ia berani menyatakan cinta di depan umum. Sekarang mereka berada di dalam mobil untuk pergi ke pusat kota di Turki. Mereka ke kota untuk mencari beberapa perlengkapan yang tidak tersedia di lokasi bencana gempa. Tepat setelah 7 hari pernyataan cinta Keisha yang abal-abal itu.

Keisha kira Raga masih kesal dengannya. Mengingat pria itu bersikap cuek di sepanjang ia merawat luka pria itu sampai kakinya sehat dan bisa berjalan normal lagi.

Gempa susulan sudah tidak muncul lagi, tapi mereka tetap waspada. Diprediksi juga oleh badan penanggulangan bencana Turki tidak akan ada gempa susulan. Jadi fokus mereka merawat korban baik kesehatan, makanan dan lain-lain.

"Kapten kenapa ajak saya ke sini?"

"Emang salah pergi berdua dengan calon istri." Sungguh perkataan Raga membuat pipi Keisha bersemu merah. Ia tak menyangka jika Raga menganggap ucapannya serius. Padahal ia cuma main-main karena tak ingin dikejar-kejar oleh cowok yang disukainya.

Kalau boleh diceritakan, ia adalah tipe cewek yang tidak suka jika ada cowok yang suka duluan sama dia. Harus dia yang suka cowok duluan. Kalau tau ada cowok yang suka dia pasti ilfil. Apalagi yang mengejar-ngejar dia.

"Kapten saya nggak serius sama ucapan saya. Itu cuma sandiwara aja biarbiar—"

"Tega sekali kamu sudah mencium saya, menyatakan cinta di depan umum lalu sekarang berkata kalau itu cuma main-main. Kamu mau menyakiti saya, ya?" Raga mengatakan itu seolah sakit hati dengan perkataan Keisha.

"Ah. Itu saya nggak bermaksud buat nyakitin Kapten. Semua terjadi begitu aja. Di luar kuasa aku. Aku minta maaf."

"Tapi saya tidak terima perminta maaf. Sebagai gantinya kamu harus tanggung jawab."

"Tanggung jawab gimana?"

"Jadi istri saya."

Keisha terdiam mendengar itu, ia seperti termakan omongannya sendiri. Padahal ia hanya pura-pura ia tidak ingin menikah. Ia merasa lebih enak hidup seorang diri berpetualang menjadi relawan. Kenapa Raga malah menganggapnya serius?

"Maaf Kapten, saya tidak bisa."

"Oke."

Mobil yang dikendarai oleh Raga berhenti. Keisha menoleh, ia tak habis pikir kenapa Raga tiba-tiba menghentikan mobilnya. Mereka sekarang berada di tengah jalan yang Keisha tidak tahu di mana.

RAGANTA | Kamu adalah SemestakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang