°•○☆○•°
“Selamat pagi semuanya. Perkenalkan, nama saya Lee Heeseung. Saya berharap semoga kita berteman dengan baik.”
“Berumah-tangga dengan baik pun aku mau kok, Heeseung.” Sambat Minju, salah satu murid perempuan yang duduk paling depan.
“HUUUUUUU!!!” sontak seluruh kelas menyoraki Minju.
“Gatel amat bun.”
“Heeseung, hati-hati sama tante girang!”
“Heeseung, mending sama aku aja!”
“HUUUU!” semua murid tanpa terkecuali pun riuh seketika.
“Udah-udah, semuanya jangan ribut,” tegur Bu Jungeun. Sambil melihat ke seluruh penjuru kelas, Bu Jungeun lalu berkata,
“Nah Heeseung, kamu bisa duduk di samping Harin, ya.”
What the hell?
“T-tapi, Bu. Nana kan duduk di sini, Bu. Kalo dia marah karena bangkunya diambil orang lain, gimana Bu?” sanggah Harin.
Tidak, Harin tidak mau duduk sebangku dengan Heeseung.
“Tenang aja, Harin. Tadi ibu udah izin kok sama Nana. Kamu gausah khawatir, semuanya udah Ibu atur,” jawab Bu Jungeun.
“Tapi, Buㅡ”
“Udah, gak ada tapi-tapian lagi. Heeseung, silakan duduk. Oh iya, nanti Harin juga bantuin kamu keliling sekolah ya? biar kamu tau lingkungan sekolah barumu.”
Wait, what?!
Harin melotot kaget, ingin rasanya dia berteriak dan menolak, tapi dirinya tidak ingin menjadi pusat perhatian di dalam kelas.
Yasudah, mau tidak mau, dia terpaksa mengiyakan perintah Bu Jungeun.
“Baik, terimakasih, Bu,” ujar Heeseung dengan senyum yang terukir di wajahnya. Dia pun langsung menuju bangkunya.
“Baik, Ibu lanjutkan dengan gambaran singkat mengenai materi matematika kita selama satu semester ke depan. Ibu mengajarnya sebentar saja karena ada rapat guru yang harus Ibu hadiri,” jelas Bu Jungeun.
“Baik Bu!”
Harin tidak menghiraukan Heeseung yang sudah duduk di sampingnya. Dia harus fokus terhadap Bu Jungeun yang ada di depan kelas, sekaligus dirinya tidak mau terlibat pembicaraan dengan Heeseung.
Jujur, Harin masih tidak percaya kalau teman kecilnya kembali lagi padanya. Atau mungkin Heeseung yang ada di sampingnya bukanlah teman kecilnya dulu?
Ini beneran Heeseung temen gue dulu?
Ah, gak mungkin kan? Namanya doang yang kebetulan sama.
Gue lagi mimpi gak sih sekarang?
Masih banyak lagi pertanyaan di dalam pikirannya. Gadis itu memang terlihat memperhatikan Bu Jungeun yang ada di depan, tapi sebenarnya Harin sedang melamun, masih memikirkan apa yang sebenarnya telah terjadi.
Harin terus melamun, sampai sebuah senggolan pelan membuyarkan lamunannya. “Rin.”
Heeseung memanggilnya, “Gue panggil daritadi gak nyaut. Lo lagi liatin apa di depan kelas? Bu Jungeun udah keluar kelas barusan. Ngelamun ya lo?”
Seketika Harin tersadar dan malu. “Eng-enggak. Gue lagi banyak pikiran aja,” jawab Harin.
Heeseung hanya ber-oh ria.
“Mumpung jam kosong, sesuai sama arahan Bu Jungeun, gimana kalo gue ajak lo keliling sekolah sekarang aja?” tawar Harin.
Daripada waktu pulang sekolahnya diambil untuk mengajak Heeseung berkeliling, lebih baik dirinya memanfaatkan waktu kosong yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid | Heeseung Lee
Fanfiction"Lo terus-terusan berhasil bantuin masalah percintaan orang, tapi diri lo sendiri belum punya pacar." "Well, lo pasti tau kan, kalo pelatih itu gak main di lapangan?" "Halah, bilang aja gak ada yang mau sama lo." "Sialan." ︶꒦꒷ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ ʏᴜᴋ ꜱᴇʙᴇʟᴜ...