13. Dopo

715 60 14
                                    

Selamat membacaaaaa, cinta cintakuu

****

Disinilah Banyu dan Nera sekarang. Bagian lain gedung serba guna yang sebenarnya belum benar-benar kosong karena beberapa panitia masih bolak-balik membereskan meja bekas kelas memasak mereka. Jean sudah pergi duluan ke Pekan Raya, menemui Eri. Tentu saja setelah drama yang Nera buat karena tidak mau ditinggalkan berdua dengan Banyu.

"Lo harus selesein ini dulu, Ra-" Bujuk Jean ketika Nera enggan melepaskan tangan mereka "gue kan gak ikut anuan bareng kalian masa gue ikut campur, kaya bocah deh lo!" Skak mat. Bisikan Jean seperti kenyataan yang langsung ditancap ke pada Nera.

"Chef, lo gak bakal jahatin temen gue kan?" Jean langsung tembak ke arah Banyu, sama sekali tanpa takut padahal di kelas tadi Jean bolak-balik dimarahi karena rasa makanannya yang ngalor-ngidul gak jelas.

Banyu mengangguk ke arah Jean, meyakinkan teman Nera itu.

"Look! Kalau dia macem-macem lo bisa teriak minta tolong yang keras. And call me! I will run here, kalo perlu bawa pasukan!" Tegas Jean lagi, sebelum benar-benar berbalik meninggalkan Nera.

******

"Gimana kabarnya?" Seru Banyu, basa-basi

Dilihat dari dekat seperti ini, Nera terlihat sangat baik, setidaknya jauh lebih baik dari pada beberapa hari lalu saat Banyu mengantarkan makanan ke rumahnya. Namun bukan itu yang Banyu khawatirkan.

"Baik." Jawab Nera singkat.

"Sudah periksa ke dokter?"

"Saya sudah sembuh, Chef. Kemarin cuma salah makan-" Nera menjeda sedikit kalimatnya lalu memandang ke arah Banyu dengan was-was. Jangan-jangan Banyu berfikir...

"Saya gak hamil, Chef," Tembaknya tepat sasaran. Lihat muka Banyu sekarang, seperti-lega? Jadi benar ya firasat Nera kalau Banyu hanya khawatir Nera hamil?

"Kalau cuma itu yang pingin Chef tanyakan, saya sudah boleh pergi?" Lanjut Nera lalu berdiri.

Nera marah sekali rasanya. Bukannya Banyu lebih tau kalau 'keluar di dalem' bisa bikin hamil? Harusnya dia gak se ceroboh itu kan kalau akhir-akhirnya malah khawatir gak jelas gini? Apa lagi Nera bukan istri Chef Banyu, bukan siapa-siapanya! Harusnya Chef Banyu tau itu!

Nera pikir Chef Banyu ingin bicara dengannya karena Chef Banyu juga rindu padanya, mikirin Nera seperti Nera yang gak pernah sehari pun gak mikirin Chef Banyu. Ternyata ini hanya untuk memastikan bahwa Chef Banyu tidak berbuat salah dan tidak harus tanggung jawab?

Jahat banget sih Chef Banyu!

Nera kecewa. Sangat kecewa. Rasanya sampai ingin nekat meremas wajah Chef Banyu yang masih menatap ke arahnya intens. Entah apa maksudnya.

Sedangkan Banyu ditempatnya bingung sendiri. Syukurlah gadis ini tidak hamil. Tapi tunggu! Ini bukan karena Banyu tidak ingin tanggung jawab atau gimana, yang Banyu syukuri bukan itu tapi, setidaknya dia tidak merusak masa depan anak orang. Itu intinya.

Namun melihat kilat marah di wajah gadisnya membuat Banyu ikut tersulut emosi.

Bukan ini yang Banyu inginkan!

Bukannya harusnya Nera memberi penjelasan kenapa gadis itu mengusirnya setelah malam panas mereka? Banyu harus tau motifnya! Kenapa saat itu gadis didepannya memohon padanya untuk di tiduri, setelahnya memohon untuk ditinggal begitu saja! Apa benar itu karena Nera punya pacar? Terus kenapa memohon padanya kalau sebenarnya dia bisa 'dengan' pacarnya yang politikus itu!

BON APPETITOù les histoires vivent. Découvrez maintenant