BAB 44 || BERUBAH JADI BENCI

517 31 2
                                    

"Jangan ganggu aku lagi!"

Raissa tercengang. Sosok Tiara yang berdiri di hadapannya sekarang seperti bukan Tiara yang ia kenal selama dua bulan ini.

"Tunggu apa lagi. Sana pergi," Alexa menyahut. Perempuan itu memasang ekspresi pongah dan senyum meremehkan.

Meski telah diusir oleh Alexa, Raissa tetap tidak beranjak dari tempatnya. Ia justru berjalan mendekati Tiara yang berdiri diam dan tidak mau melihat ke arahnya.

"Ra, kamu lagi ada masalah? Cerita sama aku. Aku ...,"

"Kamu gak dengar yang aku bilang tadi? Jangan ganggu aku lagi. Jangan dekat-dekat apalagi sok bersikap baik!" Teriakan Tiara membuat mereka menjadi pusat perhatian oleh karyawan yang tengah istirahat makan siang di kantin itu.

Niat awal Tiara untuk makan siang menjadi urung. Perempuan itu berbalik dan langsung keluar dari kantin tanpa mengajak Alexa yang tadi datang bersamanya.

Raissa berniat untuk mengejar, tapi langkahnya dicegah oleh Alexa. "Percuma kamu ngejar Tiara. Dia gak mungkin mau berteman sama seorang pengkhianat."

Raissa menoleh bingung ke arah Alexa sambil menyiratkan tanya dari maksud ucapan perempuan itu barusan.

Alexa terkekeh. "Selain pengkhianat kamu juga sok lugu ternyata."

"Apa sih maksud, Mbak Alexa?" Raissa masih berusaha bersikap tenang.

Satu per satu karyawan yang tadi makan di sana sudah keluar, setidaknya pembicaraan mereka tidak harus menjadi tontonan orang banyak.

"Kamu benar-benar perempuan yang gak tau diri," cibir Alexa.

Raissa mengepalkan jari-jarinya. Sekuat tenaga ia menahan diri agar tidak terpancing emosi meski ucapan Alexa barusan terdengar begitu merendahkan dirinya.

Raissa memilih tidak mengubris segala hal yang dikatakan Alexa dan berniat keluar dari kantin, tapi, sekali lagi Alexa menahannya. Perempuan itu seolah tidak kehabisan kata-kata untuk menjatuhkan Raissa.

"Kamu mengindar karna terbukti salah, kan. Pengecut," ujar Alexa sekali lagi bersikap pongah.

Raissa sudah tidak bisa menahan kesabarannya. "Cukup, Mbak. Gak perlu memanas-manasi. Mbak Alexa mungkin gak tau apa-apa. Jadi saya mohon jangan ikut campur."

"Really?" Alexa tertawa. "Kamu yang mungkin gak tau kalau selama ini Tiara selalu datang untuk bercerita sama aku di saat kamu sedang asyik bersama Aris."

Raissa terkejut mendengar kenyataan bahwa selama ini Tiara berhubungan baik dengan Alexa mengingat terakhir kali mereka berdua tidak begitu bersahabat. Bahkan selama ini Tiara terkesan membela Raissa ketika Alexa mengganggunya.

"Gak puas menggoda Atha, kamu juga berusaha merebut Aris dari Tiara. Teman makan teman, hu?" Alexa melipat kedua tangannya di depan dada.

Raissa yang awalnya kebingungan dengan semua yang dikatakan Alexa perlahan mulai paham.

Ia memandang Alexa dengan tajam. "Semua yang Mbak Alexa tuduhkan itu gak benar. Kalau Mbak gak tau apa-apa sebaiknya diam dan jangan ikut campur." Usai mengatakan hal itu Raissa segera beranjak meninggalkan Alexa dan tidak peduli lagi meski perempuan itu meneriakinya.

Rupanya Tiara salah paham.


💚💚💚


Raissa berdiri tidak nyaman di atas kakinya sambil meremas jemari yang mulai berkeringat. Ia sedang menunggu Atha selesai memeriksa pekerjaannya yang terdapat banyak kesalahan.

Atha membalikkan layar laptop ke arah Raissa. "Bagian yang kamu perbaiki tadi masih salah," ketus pria itu. Khas seorang bos yang tidak suka jika bawahannya melakukan kesalahan.

CINTA MASA LALU (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang