28. Hasil terapi

14 2 0
                                    

Happy Reading guys!!

🍁🍁🍁

Disya berjalan di koridor sendirian. Karena keperluan dengan wali kelasnya tadi ia dipanggil ke kantor. Untungnya hanya sebentar jadi tak perlu waktu lama.

Saat akan berbelok ditikungan dekat ruang musik ia dikejutkan dengan lelaki yang menariknya dan membawanya masuk kedalam ruang musik yang kosong.

"Lepas. Ngapain sih," kesal Disya.


Gara tersenyum tipis melihat itu. Jika saja Disya jomblo ia pasti sudah mengajaknya berpacaran. Sayangnya ia masih ingin hidup jadi ia tak mau berharap lebih.

"Jadi temen gue," ucap Gara spontan.

"Ha? Lo narik gue cuma mau bilang itu?" ucap Disya heran.

"Nggak juga. Gue cuma iseng aja," kekeh Gara.

Disya menghela nafas kasar. Kenapa ia selalu bertemu dengan laki-laki random seperti ini. Membuat dirinya frustasi menghadapinya.

"Lepas. Gue mau ke kelas," ucap Disya meronta dari pegangan Gara.

"Bentar lagi istirahat. Nanggung kalau lo ke kelas," ucap Gara melihat jam dinding.

"Yaudah. Lepas kalau gitu," kesal Disya.

"Iya-iya. Nih udah," ucap Gara melepaskan genggaman itu.

"Ngomong-ngomong lo nggak mau tanggung jawab?," ucap Gara.

"Tanggung jawab apa?," ucap Disya bingung.

"Lo nggak inget?," pancing Gara.

Disya mengerutkan keningnya. Apa yang dimaksud Gara? Tanggung jawab apa sebenarnya?

Disya membulatkan matanya mengingat jika ia pernah menendang tulang kering Gara. Menipiskan bibirnya dan menatap takut-takut lelaki itu.

"Maaf. Gue kaget waktu lo kayak gitu ke gue," cicit Disya.

"Padahal gue nggak ngapa-ngapain lo," sungut Gara.

"Iya. Maaf sekali lagi," pelan Disya.

"Lupain. Kaki gue baik-baik aja kok," ucap Gara tenang.

"Hm. Gue pergi duluan ya," ucap Disya langsung mengacir pergi meninggalkan Gara yang terbengong.

"Lah? Dia beneran takut? Emang muka gue kaya orang mesum apa gimana?," gumam Gara heran.

Disya segera berjalan menuju kelas. Saat melewati lapangan ia melihat inti Sevtara sedang bermain basket. Mungkin karena besok tanding di sekolah lain mereka jadi latihan.

Melanjutkan jalannya untuk mengajak sahabatnya ke kantin. Sebelum itu ia hampiri dahulu Aluna. Bagaimanapun dia sahabatnya saat ini.

"Eh Sya? Baru aja gue mau ke kelas lo," ucap Aluna kaget melihat Disya.

"Iya habis dari kantor gue. Yuk samperin yang lain," ajak Disya.

Sesampainya di kelasnya Disya segera memanggil sahabatnya.

Ladisya (Love Story)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora