Chapter 22

1.5K 111 9
                                    

"BWAHAHAHAHA ANJING VIN CUMAN DITINGGAL TIDUR SEHARI UDAH BEGINI ANJING BUCIN BANGET GOBLOK" tawa mereka semua yang mengejek melvin yang bucin akut.

"Diem anjing gue mah udah dapet restu dari ayah bunda lo semua belom kan" ejek melvin yang menyindir mereka semua membuatnya semuanya bungkam atas fakta yang melvin ucapkan.

Happy Reading ~
.
.
.

"Hmmmh."

Melvin sedikit menurunkan posisi tidurnya guna mensejajarkan wajah mereka, melihat kekasih manisnya dalam pelukannya bergerak sedikit tidak nyaman. Tangan besarnya terangkat untuk mengusap kepala sang kekasih agar kembali tenggelam dalam tidur lelapnya, membiarkan gupi beristirahat lebih lama.

Iris mata tajam itu memindai fitur wajah gupi yang terlelap, mengagumi setiap pahatan indah miliknya.
Bulu matanya yang lentik, hidungnya yang mancung, kedua pipinya yang kenyal kemerahan, juga ujung jari melvin yang menyentuh belah bibir gupi yang sedikit terbuka, merasakan kekenyalan dari benda berwarna merah muda itu.

Cupp!!!

Melvin mengecup bibir gupi lembut lalu tersenyum. Semua yang ada dalam diri gupi, melvin sangat sangat mengaguminya.

Sekali lagi ia merasa bersyukur karena telah mengikuti apa kata hatinya, menjadi jujur pada dirinya sendiri dan mengejar orang yang ia cintai.
Karena, jika saja ia tetap keras kepala dan mengacuhkan gupi maka hidupnya tak akan se bahagia dan se
indah ini.

"I love you my baby" Bisikan lembut ia sampaikan disisi telinga kekasih manisnya ia menyampaikan perasaan yang memenuhi setiap sudut hatinya untuk anak manis itu.

Matahari masih belum menampakkan eksistensi nya, melvin sempat berpikir untuk kembali terlelap dengan gupi dalam pelukannya, sebelum telinganya mendengar deringan ponsel yang ada dibelakang tubuhnya.

Awalnya, ia hanya akan mengabaikannya saja.

Namun deringan itu tak juga berhenti, lalu ia memutuskan untuk melihat siapa orang yang mengganggu mereka dipagi buta seperti ini.

Sebelah tangannya meraba meja untuk mengangkat telepon tersebut.
.
.
.

Matahari baru menunjukkan sedikit eksistensi namun terlihat pemuda tampan sudah tengah bersiap dengan setelah kemeja putih dan jas hitamnya.

Ya setelah mendapatkan telfon melvin segera bersiap untuk ke perusahaan papahnya saat ini melvin sudah mulai belajar bagaimana cara mengurus perusahan karena nantinya setelah melvin lulus ia langsung meneruskan perusahaan papahnya.

Anak manis yang sedang bergelung dengan selimutnya pun membuka matanya perlahan seolah tahu bahwa orang yang biasa memeluknya tidak ada di sampingnya.

"Melvinn~~" rengek gupi memanggil nama pacar besarnya sembari menggosok matanya mengunakan kedua tangan mungilnya.

"Sudah bangun heum kalau masih mengantuk bobo saja" ujar melvin melangkahkan kakinya mendekati ranjang dan menyikirkan tangan anak manis itu yang sedang menggosok matanya "Jangan di gosok baby nanti sakit" ujar melvin.

Gupi dengan segera memeluk pinggang melvin dan menduselkan kepalanya di perut melvin.

"Melvin mau kemana pagi pagi sekali~" ujar gupi mendongak menatap mata melvin.

"Melvin harus ke kantor papah sayang melvin sudah harus mulai belajar mengurus perusahaan maaf na" ujar melvin yang membuat gupi cemberut tapi mau bagaimana lagi melvin anak satu satunya yang akan mewarisi perusahaan sang papah.

"Gupi ingin ikut melvin boleh naaa~" rengek gupi dengan puppy eyes nya.

"Boleh tapi dengan melvin ya jangan sendiri" ujar melvin takut kejadiaan waktu gupi ke kantor ayahnya terulang kembali dan gupi hanya menganggukan kepalanya. Ya melvin sudah mendengar ceritanya dari gupi tentang kejadian tersebut.  Saat ini jatahnya anak manis itu menginap di mension pacar besarnya sehingga ia bisa melakukan apa pun kepada kekasih manisnya tanpa harus rebutan dengan bai.

Baby Gemesnya Melvin (Mewgulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang