Chapter 5 | Cross, Blood, And The Crown (part 2)

81 16 4
                                    

Multimedia;

• St. Michael statue

/•/

Chapter 5(part 2)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 5
(part 2)

Cross, Blood, And The Crown

◇───────◇───────◇

"Ayahanda."

Allen menyapa Raja Korm.

Raja Korm tersenyum kepada Allen, segera memasuki ruangan. Sementara Putra Mahkota Pangeran Trias Wynstelle berhenti di ambang pintu, bergeming memerhatikan Allen dan sang ayahanda sejenak berpelukan. Sepasang matanya berputar mendapati Ksatria Azeont dari divisi khusus Theas Ammanelle dan seorang wanita yang tampak lebih muda darinya. Rambut legam yang panjang sepunggung, sorot yang kaku tetapi juga waspada, dan mengenakan gaun terusan dengan warna dasar biru muda beserta sedikit perhiasan baju berwarna kuning.

Namun, itu tidak berlangsung lama. Dia segera menghampiri Allen sekaligus meraih lengan kirinya, "Aku hanya mengantarkan Paduka Raja Korm sampai di sini. Semoga Tuhan memberkati Yang Mulia."

Putra Mahkota Trias melepas genggaman tangannya, lekas berbalik untuk keluar, berusaha menarik diri untuk tidak terlibat terlalu cepat. Belum lama ia beranjak, kini giliran Allen memanggil menghentikan Trias.

"Pangeran Trias," sahut Allen cepat, sehingga Trias mau tak mau memutar badannya kembali ke hadapan pemuda tersebut, "aku harap kau mau bertemu denganku di katedral St. Michael sore ini."

Trias tidak langsung menjawab. Bukankah semua benda dan hal yang menjadi kelemahan vampir berada di dalam sana? Lantunan pujian, kolam air suci, perak, dan salib. Tentu saja bukan tanpa alasan mereka akan bertemu di sana. Semenjak bertukar tempat dengan Pangeran Tobias—sang adik beserta satu ksatrianya, untuk tinggal di Theas Ammanelle—Trias menemukan satu kebiasaan yang tidak pernah berubah. Menjadi manusia berarti berkebalikan dengan memberontak sebagai iblis musuh Tuhan. Terduduk di barisan tengah kursi aula berdoa, dengan tangan yang bertaut erat, dan menderita menyebut nama Tuhan.

Pula, dia akan menyampaikan sesuatu di samping Trias.

"Sore ini. Tentu, Yang Mulia."

Sosok Putra Mahkota Trias lenyap ke dalam lorong, menyisakan empat orang saja di sana. Raja Korm menoleh menyempatkan diri mengikuti sisa bayang putra sulungnya dalam diam. Di sisi Amber, sedikit demi sedikit gadis itu merasakan perasaan kurang nyaman. Melihat eksistensi pria paruh baya yang mengembangkan segaris senyum untuk Allen, padanya dan Az membuat empati Amber kian muncul.

Az melangkah mundur perlahan, tetapi dihentikan oleh Raja Korm dengan menggantungkan tangan kanan hingga mencapai punggung Azeont. "Kau tidak perlu melakukannya. Duduklah, tidak perlu sungkan. Aku sengaja tidak membawa seorangpun kemari agar kalian bisa beristirahat," kemudian sang raja berganti memandangi Amber, "aku hanya ingin membuat permintaan khusus pada Nn. Khione."

The Ethereal: Quintessence of SoulsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang