• illustration cover + banner © 2024 by Nev Menevel
LUSTITIA MEMBUKA kedua daun pintu yang menjulang tinggi—membuat suara debum keras hingga menggema ke langit-langit—memasuki ruang sunyi tersebut cepat dan mendapati punggung seorang pria. Mengenakan pakaian bangsawan Theas Ammanelle lengkap tanpa mengganti wujudnya yang lama. Dia bergeming sembari bersedekap selama bingkai lukisan beserta kertas catatan perlahan mengisi rekaman kejadian selanjutnya.
Tidak banyak yang mengerti rekaman kejadian kecuali sebagian beserta Allen. Sebelum kedatangan para pendatang, lukisan sepanjang lorong institut Inferis diisi tinta seputih salju dan tulang. Kini hampir separuh bahkan lebih dari itu menjadi merah kehitaman, emas, kemudian terdapat bercak transparan sewarna lavendel.
Tentu saja, Lustitia menghampiri Allen pun mengarahkan perhatiannya searah dengan apa yang dilihat sosok tersebut. Intens menangkap penggambaran bunga lily di dalam vas, dalam istana kerajaan, dibawa oleh sosok bertudung hitam. Di hadapan ratu—yang tampak kehilangan tangan untuk bisa meletakkan mahkota di atas kepala—beserta beberapa kepala tokoh-tokoh yang akan dipenggal.
Selebihnya Lustitia menambahkan kata-kata dalam catatan, menyelesaikan sebagian kecil, lalu seperti yang ia duga Allen dengan sigap menyambar catatan tersebut tanpa menyapa pula berbasa-basi. Menggulungnya secepat yang pria itu bisa dan berbalik melangkah lebar keluar dari ruangan. Tidak ramah?
Bukan ia kalau ada sambutan hangat terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya dan Lustitia tahu itu.
Namun, dua detik seusai pintu tertutup tiba-tiba Allen berbalik mendekati punggung wanita tersebut, bersama air muka yang sama. Kali ini tidak selambat berjalan kaki. Begitu saja kedua kakinya sampai di belakang Lustitia sehalus angin dan tampak—masih—tidak—sudi—juga untuk bicara dalam posisi berhadapan.
"Kapan aku bisa melihat lebih jauh lagi dari ini?" ada nada menuntut di sela ucapan Allen.
Lustitia melirik ke samping sejenak. Ada keinginan baginya untuk menghela napas lelah selama menghadapi sang dewan, tetapi ia tahan. Kesal? Sebenarnya Lustitia mengasihani Allen, hanya saja, memang butuh waktu bagi pria itu untuk belajar bersabar. "Kau khawatir seakan-akan tidak memiliki celah untuk merubah rekaman kejadian," komentar wanita tersebut, "menunggu kesempatan adalah karakter gadis itu. Menggantikan dia berarti berusaha mengimbangi kemampuannya dengan kemampuanmu. Bersabarlah."
Kau sudah memilih, bukan?
Allen tidak memutuskan untuk melontarkan kalimat lebih banyak. Seusai jawaban yang ia dapati terngiang di dalam kepala, Allen melompat ke ranah fana.
Langkahnya menjadi tenang di antara pilar-pilar istana negara dan melintasi sebagian besar para pendatang yang melangkah terbalik darinya. Entah berapa miliar keputusan bagi sebagian dari mereka yang menduduki peran terusan dibandingkan peran baru. Belum-belum, penggambaran beserta eksekusi yang semua orang lakukan.
Ada banyak tokoh pengganti di dunia ini.
Dia tidak sendiri. []
/•/
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ethereal: Quintessence of Souls
Fantasy【 a high fantasy novel 】 17+ for violence. Yang dianugrahi keterlibatan terhadap Ethereal, mereka menyebutnya sebagai "Dewan Penentuan". Setelah insiden yang terjadi terhadap Dentair Ferosca Selatan, satu jiwa dari Theas Ammanelle menda...