3 🔞

7.1K 423 23
                                    

Flashback On

Herza Dharma Wijaya, seorang pengusaha muda yang teramat sukses itu senang menghabiskan waktunya di club malam. Meskipun ia hampir setiap malam datang ke club, tapi ia tidak pernah meniduri wanita atau omega mana pun selama hidupnya. Ia tipikal alpha yang menjunjung tinggi kehormatan seseorang. Ia hanya datang untuk minum dan berpesta.

Tapi malam itu merubah segalanya.

Saat Herza keluar dari toilet, ia melihat lelaki yang tengah memanggul seorang omega dibahunya. Herza ini bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tapi untuk yang satu ini, dia tidak menyukainya.

Feromon kayu manis yang memasuki inderanya seolah mendorong alpha dalam dirinya untuk menyelamatkan omega itu. Ia pun mengikuti orang itu hingga ke sebuah kamar. Dirinya mematung sejenak. Harus kah ia menolong omega itu atau berbalik pergi?

Herza semakin tak tega mendengar omega itu terus berteriak meminta tolong. Ia pun segera menerobos pintu itu saat suara teriakan tak lagi terdengar.

Omega itu sudah tak sadarkan diri, dan di atasnya pria itu sedang berusaha melucuti pakaian si omega.

"Berani kau menyentuhnya, maka akan ku patahkan lehermu!"

Pria itu menoleh ke arah Herza yang sudah melemparkan tatapan tajam. "Siapa kau berani menganggu kesenanganku?"

"Bukan siapa-siapa. Aku hanya tidak suka melihat sampah sepertimu melecehkan makhluk lemah."

Perkelahian di antara keduanya pun tak terelakkan lagi. Kemudian semuanya terjadi dengan cepat dan Herza berhasil menyelamatkan sosok omega itu.

Herza tidak berniat untuk meniduri omega itu sama sekali. Tadinya ia hanya ingin mengantar omega itu pulang, tapi sosok itu sudah tidak sadarkan diri. Maka Herza membawanya ke hotel terdekat untuk mengistirahatkannya.

Tapi hal yang di luar dugaan terjadi. Omega itu terbangun sambil merintih kesakitan. Feromon kayu manis semakin menguar kuat di seluruh kamar itu hingga Alpha di dalam dirinya pun ikut terpancing keluar.

"Tolong. Tolong aku, ini sakit sekali."

Omega ini benar-benar heat ternyata.

Herza masih terus mencoba untuk mengendalikan dirinya. Ia tidak ingin hal-hal yang tidak diinginkan sampai terjadi.

Tapi omega itu semakin merintih sambil menggelungkan tubuhnya. "Tolong aku, aku tidak kuat menahan sakitnya."

Dan untuk pertama kalinya, Herza berhasil dikalahkan oleh jiwa alphanya. Alpha itu mengambil alih tubuh Herza dan mengeluarkan feromon barley mint untuk menenangkan omega yang tengah kesakitan itu.

"Aku akan membantumu."

Keduanya sudah berada dalam keadaan tidak sadar dan dikuasai oleh alpha dan omega masing-masing.

Herza segera melucuti pakaian Novalio satu persatu hingga membuat sang omega bertelanjang bulat di depannya. Bisa ia lihat omega itu sudah mengeluarkan cairan alami dari lubangnya.

Herza pun ikut melepaskan semua pakaiannya di depan tubuh yang menggoda itu.

"Akh," Novalio bergerak tidak karuan untuk meredakan rasa sakitnya.

Herza kemudian mengungkung tubuh itu dan memberikan kecupan kupu-kupu di setiap inci kulit mulus Novalio. Ia mengangkat pinggang ramping Novalio sambil memposisikan miliknya di depan lubang senggama itu. Oh lihatlah, pinggang ramping yang sangat pas digenggamannya itu semakin meningkatkan birahinya.

Kejantanan yang sudah menegang sempurna itu ia bawa masuk dalam satu kali hentakan. Herza pikir, lubang itu pernah dimasuki penis atau benda lain saat omega itu sedang heat, tapi dugaannya salah. Lubang itu masih tersegel, dan ialah orang pertama yang menerobosnya. Terlihat dari warna slick yang bercampur dengan cairan merah yang diduga darah dari lubang omega itu.

"AKH!" Novalio memekik kencang. Kejantanan yang bahkan baru masuk setengahnya itu terasa membelah dirinya menjadi dua. Lubangnya teramat sakit, dan seperti robek di bawah sana.

"Sakit sekali! Ahh!"

"Tahanlah sedikit lagi," geram Herza. Ia kemudian menekan kembali lubang itu hingga miliknya bisa tertanam sempurna di bawah sana.

Herza membungkam mulut Novalio untuk mengalihkan rasa sakit omega itu. "Akh, ber-ge-rakh."

"As you wish," Herza mulai menggerakkan pinggulnya. Membawa juniornya keluar masuk di lubang sempit itu.

"Ahhh," Novalio memekik nyaring begitu Herza mengenai titik manisnya. Alpha dalam diri Herza segera memamerkan smirknya begitu ia mendengar desahan panjang itu. Ia semakin bergerak brutal membuat sang omega terlonjak-lonjak.

"Akh, pelan - pelan, ahh."

Alpha itu mengabaikan semua racauan sang omega. Pelepasannya akan datang sebentar lagi. Ia terus menumbuk titik itu tanpa ampun.

Plok

Plok

Plok
Sang alpha bahkan tanpa sadar melakukan knotting di lubang itu.

"Akhh! Sakit sekali! Keluarkan itu, sakitt! Tolong!" Pekik sang omega saat merasakan sesuatu di dalam sana membesar. Setelahnya Novalio kembali tak sadarkan diri.

Herza pun demikian, kesadarannya kembali saat mereka masih dalam penyatuannya menunggu proses knotting selesai.

"Haish, alpha sialan. Bisa-bisanya kau menggauli omega yang sedang heat. Dan apa ini? Knotting? Oh astaga, omega ini pasti akan hamil nanti."

Sesaat kemudian, Herza berhasil mengeluarkan miliknya. Ia pun segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan pergi meninggalkan omega itu begitu saja. Herza lalu meminta asisten setianya untuk menjaga Novalio dan mengantarnya pulang saat omega itu bangun nanti. Setelahnya ia kembali ke mansionnya.

Flashback off.

"Kenapa kau merekamnya? Apa kau akan menyebarkannya di situs porno?" Pertanyaan pertama yang membuat sang alpha terkejut. Dari sekian banyak kalimat yang ia jelaskan, mengapa omega ini hanya berfokus pada rekaman itu?

"Aku merekamnya sebagai bukti kita sudah melakukan sex, karena kau mungkin tidak akan percaya padaku."

Herza berjalan mendekati Novalio. Ia duduk sambil mencondongkan wajahnya ke depan Novalio. Novalio lantas berjengit dan menjauhkan dirinya dari sosok alpha di depannya ini.

"Sekarang kau tengah mengandung kan? Itu pasti anakku. Kau tidak melakukan sex lagi dengan siapa pun kan?"

Novalio menggeleng.

"Maka itu benar-benar anakku. Kau tidak perlu khawatir, aku akan bertanggung jawab atas anak itu. Kau akan tinggal di sini sampai anak itu lahir."

"Kau akan mengambilnya dariku?"

"Tentu saja! Aku akan menjadikannya pewarisku. Apa kau keberatan?"

"Tidak." Novalio menjawab pelan. Harusnya ia senang dengan hal itu. Ia tidak perlu mengkhawatirkan nasib anaknya nanti. Dan ia juga bisa kembali meneruskan hidupnya tanpa beban seorang anak di belakangnya. Tapi mengapa semua itu terasa salah baginya? Apa Novalio mengharapkan hal lain? Apa ia berharap lelaki itu bertanggung jawab dengan menikahinya?

Bodoh sekali kau Novalio, harapanmu terlalu tinggi. Mana mungkin dia mau dengan orang sepertimu.

"Herza, namaku Herza Dharma Wijaya." Herza segera memecah lamunan Novalio.

"Ah iya, Novalio."

Mereka baru sadar kalau mereka belum tahu nama satu sama lain.

"Oke Novalio, selamat beristirahat. Pelayan akan menunjukkan kamarmu. Semoga kau betah tinggal di sini,

-dan pastikan anakku hidup dengan baik."

.
.
.

Hi hi hi

how is it????

Mate - Hyuckno [End] ✅Where stories live. Discover now