26

2K 153 8
                                    

Kesehatan mental Novalio berangsur-angsur pulih dan semakin baik. Fase baby blues nya pun sudah terlewati berkat pendampingan secara penuh dari sang suami. Novalio sudah tidak takut lagi untuk mengurus kedua bayinya. Ia bahkan sudah mulai berani memandikan mereka meskipun masih dibantu oleh Naina.

Melihat kondisi Novalio yang sangat baik itu membuat Herza menjadi lebih tenang jika harus meninggalkannya untuk bekerja. Banyak pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan terutama masalah-masalah yang mengancam keberlangsungan perusahaannya.

Meskipun sang suami harus kembali bekerja, dan kedua mertuanya yang juga mulai sibuk dengan pekerjaan mereka hingga jarang berada di rumah, Novalio tidak merasa kesepian. Sekarang dia punya teman baru, yang tak lain tak bukan adalah Zee. Ia datang hampir setiap hari untuk menemani Novalio dan bermain dengan si kembar.

"Kak Nio, kak Nio, kasih aku tips biar aku bisa naklukin Jericho dong. Kakak kan bisa naklukin kak Herza tuh, mereka kan sama 11 12 orangnya."

Novalio yang tengah memberikan susu pada si kembar yang berada di baby bouncer itu hanya terkekeh melihat Zee yang begitu ambisius untuk mendapatkan Jericho. "Apa ya? Aku juga gak tahu."

"Apa aku jebak dia ya supaya dia hamilin aku?" tanya Zee seraya memainkan jemari princess.

"Huss!" Bibir Zee langsung digeplak pelan oleh Novalio.

Zee semakin mengerucutkan bibirnya. "Habisnya dia kayak gitu terus ih. Atau dia beneran gak suka sama aku ya? Secara aku kan cerewet, manja, bisanya cuma nyusahin aja."

Novalio mencubit pipi Zee gemas. Dia benar-benar mengingatkannya pada dirinya dulu. Tapi bedanya cuma satu, dia tidak agresif seperti Zee. "Jangan bicara kayak gitu. Aku yakin Jericho juga suka padamu, dia cuma denial atau mungkin gengsi? Kalian sudah saling mengenal sejak lama kan? Pasti sudah tahu bagaimana sifat masing-masing. Dia mungkin terlalu terbiasa dengan caramu mengungkapkan perasaan secara terang-terangan."

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Aku juga tidak berpengalaman dalam hubungan percintaan, tapi mungkin kau bisa bermain tarik ulur? Kurangi sifat agresifmu, atau kau pura-pura berhenti menyukainya, dia pasti akan langsung merasakan perbedaannya dan mulai menyadari perasaannya yang sebenarnya."

"Bagaimana kalau ternyata dia semakin tidak peduli padaku?"

Wajah Zee semakin lucu saat dia sedang merajuk dan memberengut. Novalio jadi suka untuk menggodanya."Ya berarti kalian bukan jodoh."

"Ish kak Nio!" Tubuh Novalio didorong pelan, tapi sedetik kemudian Zee langsung memeluknya sambil menggosokan pipinya ke lengan Novalio.

"Tenang aja, masih ada Jeremy. Kalian juga cocok kalau dilihat-lihat."

"Ish gak mau sama om-om," Zee semakin merajuk sambil bergelayut manja pada lengan Novalio. Novalio mengusak pelan rambut Zee. Ia benar-benar bersyukur bisa mengenal pemuda itu. Ia senang menganggap Zee sebagai adiknya sendiri.

"Tapi dipikir-pikir ide kak Nio bagus juga. Jadi, apa aku boleh tinggal di sini? Biar aku bisa pura-pura menjauh dari Jerry?"

"Tentu saja. Aku akan sangat senang jika kau tinggal di sini, aku jadi gak kesepian lagi."

"Yesss! Terima kasih kak Nio. Kalau gitu aku pulang dulu ya, aku mau ngambil barang-barangku." Zee bergegas pergi ke rumah Jericho. Setelah insiden di hotel itu, Jericho mengizinkan Zee untuk tinggal di rumahnya, itung-itung sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolong kakak iparnya.

Novalio termenung sejenak, kenapa dia bisa seenaknya memberi izin tanpa persetujuan dari mertua dan suaminya? Mereka tidak akan marah kan kalau Zee tinggal bersamanya?

Mate - Hyuckno [End] ✅Where stories live. Discover now