#12 tease.

434 40 1
                                    

#sunricjaya

⚠18+

menurut keyakinan masing-masing aja dah




PUKUL 21:19 ketika kedua mata gue terbuka pada akhirnya. Badan rasanya remuk, mata bengkak, dan kepala puyeng sampai gue berangan mengubur kepala ke dalam tanah saat ini juga. Gue pingin meregang otot seluwesnya tapi yang gue dapat malah rasa nyeri di tulang ekor.

"Anjing..." desis gue lirih sambil memukul punggung dua kali. Rasanya kayak apa ya, bro...kayak lo gerak dikit tapi seluruh tulang lo ikutan rompol.

Gue gak tau mau mengasihani atau berbangga diri karena kenyataannya gue berhasil kacau luar-dalam hari ini. Tentu atas kemauan gue sendiri yang pada akhirnya gue merasa konyol atas ucapan lantam yang tanpa gue pikir dua kali. Akhirnya yang bisa dilakuin sekarang yaitu merebah dengan badan lemah, letih, lesu, dan lunglai.

And yeah, sekarang gue udah jadi pemuda yang rusak hati, fisik, dan moral dalam satu hari. Selamat Kim Sunwoo.

Hal yang baru gue sadari selanjutnya yaitu warna seprai dan selimut yang berbeda. Aroma kamper lemari yang khas menusuk hidung, tanda baru pertama kali dipakai. Sebenarnya gue gak pernah pasang seprai sama sekali karena pola tidur gue yang bisa dikatakan mengerikan. Alasan sebetulnya gue males aja sih tiap hari beresin seprai.

Gak perlu ambil pusing buat tebak siapa pelakunya. Gue tau betul pasti sama dengan orang yang fokus mengecupi punggung telanjang gue sejak beberapa detik yang lalu. Orang yang sama sore tadi gue pinta dengan penuh frustasi buat membelah gue jadi dua sore ini juga.

"Jam berapa, Woo?"

Kak Jacob dengan suara seraknya terus mengendus pundak, mengelus perut, mendekap gue lebih erat. Agak merinding juga nyaman.

"Setengah sepuluh, Kak."

"Hm..." Punggung gue kembali disesap, kayaknya bakal ada bercak di sana saking ngilunya digigiti.

"Aku gak ngira kamu bakal sekacau ini, Woo. Lebih kacau ketimbang waktu Kakak mau pergi dulu. Atau...Kakak yang kali ini keterlaluan ladenin ajakan kamu?"

Dan lagi ditambah banyak kecupan lain. Gue pejamin mata, menangkal suara laknat di bawah jakun. Jelas badan gue kembali panas-dingin. Ketika orang di belakang gue ini mulai menyapu lidah di ujung telinga, seketika gue langsung balik badan.

Entah kemana perginya orang paling lembut sedunia ini karena ketika gue berbalik, Kak Jacob dengan gestur cepat langsung mengukung gue dan menghujani seribu kecupan gemes. Tulang hidung gue sampai ngilu berulangkali dicium.

"Kamu tuh udah fix suka sama Eric, kenapa masih diam di tempat?" hidung gue ditarik pelan.

"Eric udah punya pacar dan gue mana bisa ganggu percintaan temen gue sendiri."

"Terus aja kamu anggap Eric itu temen padahal ada perasaan lebih. Dari sebelum mereka pacaran, saat masih banyak kesempatan kamu ngapain aja saat itu?"

"Hmhh...Kak--" Badan gue makin berkeringat dingin ketika belah bibir itu bekerja turun ke dada. Pinggang gue yang diusap pelan itu paling parah afeksinya gue rasa. Karena gue sampai gak bisa mikir buat menjawab kuis dadakannya itu.

"Padahal dulu kamu blak-blakan banget ngajak Kakak pacaran, tapi sama Eric malah menciut."

"Karena dulu gue udah yakin lo juga ada perasaan ke gue, Kak. Tapi Eric? Gue bahkan--Akhh fuck KAK STOP!!"

tease. #sunric ✔Where stories live. Discover now