#14 tease.

300 32 8
                                    

#sunricjaya





MASA scorsing sebenernya diberikan supaya lo punya waktu untuk merenungi kesalahan yang dibuat. Juga bentuk hukuman agar lo kepayahan mengejar materi yang tertinggal selama masa scorsing. Tapi bagi sebagian orang termasuk gue, ini adalah kesempatan emas untuk ngaso seharian!

Hari di mana gue bisa tidur dan bangun siang atau bahkan sampai sore, bersantai, ngegame, nongkrong, bergadang, tanpa perlu khawatir bangun kesiangan atau PR mana yang terlupakan. Urusan materi dan tugas tinggal minta pap aja ke temen kelas pun tanpa diminta biasanya pada upload di g-drive. Sekelas bukannya prihatin gue dan Eric gak masuk kelas justru iri, mana habis gue pamerin lagi nongkrong hepi.

Omong-omong tentang Eric, semenjak disidang orangnya jadi susah dihubungi. Dichat centang satu, ditelpon gak diangkat, disamperin rumahnya sepi. Gue masih ada usaha buat minta kejelasan kemarin, btw. Karena demi apapun bocah itu kelihatan menghindari gue banget yang justru membuat semakin yakin ada hal yang salah selama ini.

Hari ini, hari kedua bakal berkunjung ke rumahnya dan semoga manusianya ada. Tapi sebelum itu gue ada janji temu sama salah satu main character dalam kasus ini, Giselle. Entah dapet nomor gue dari mana, anak gubernur itu pagi-pagi buta telpon gue dan minta ketemu sepulang sekolah sore ini. 

Ketika gue tanya, kenapa enggak ngomong langsung waktu itu? Dia jawab, ini terlalu penting dan dia gak mau gue salah denger sedikitpun. Jelas gue bingung maksudnya apaan. Apa mungkin dia mau melabrak gue karena jadi orang ketiga di hubungan mereka?

Gue gak terlalu yakin sih dengan asumsi tadi. Malah ada satu pertanyaan yang lewat di otak gue. Apa mungkin si Giselle yang nyebar gosip dan bukti? Dengan dalih bales dendam ke gue dan Eric. Karena sampai saat ini belum ada yang tau siapa pelakunya. Tapi dipikir-pikir lagi kok sinetron banget ya, nyet.

Jawabannya akan segera gue dapat, tinggal nunggu Giselle keluar gerbang sekolah. Dari fotokopian seberang SMA ini gue bisa samar-samar lihat cewek itu senyum manis dan dadah-dadah ke semua orang. Dan saat itu juga gue chat dimana posisi gue saat ini.

Sejauh kaca mata gue—walaupun aslinya gue gak pake kaca mata, Giselle sedikit mirip Eric. Bukan secara fisik, ada satu titik yang berhasil gue notice 'oh emang pantes mereka sepupuan'. Senyum dan binar matanya, gue gak munafik ketika Giselle berhasil bertemu tatap, melambaikan tangan dari seberang jalan sana sambil teriak "Sunwoo!", gue langsung keinget muka Eric dan kebiasaannya.

"Kok nongkrong di fotokopian sih? Kan janjiannya di depan minimarket." meskipun sewot Giselle tetap ambil kursi di samping gue.

"Enggak enak lah nongkrong di sana lama-lama tapi enggak belanja."

"Sama aja kali emang lo beli apa di sini?"

Gue acungkan sebiji nikotin yang tinggal beberapa senti. Gue sesap sekali sebelum dilantarkan ke asbak yang tersedia. Oh, ada satu kemiripan lagi antara Eric dan Giselle. Ketika cewek di samping gue ini gerak cepat obrak-abrik isi tasnya, ambil sebotol parfum lalu disemprotkan ke seluruh badan gue. Dari sini gue bisa tau dia sama enggak sukanya dengan asap rokok.

"Gue rasanya mau bersin-bersin tau enggak." katanya.

"Ada alergi lu sama asap?"

"Enggak, gue cuma enggak terbiasa aja terpapar asap rokok. Bokap gue bukan perokok aktif soalnya."

"Kalo papanya Eric?"

"Papanya Eric? Kenapa tiba-tiba nanyain Om Hyunjae?" tatapan menyelidik jelas gak terelakkan, "...jangan-jangan selama ini lu naksir papanya Eric?" waduh apalagi tuduhan semacam ini.

tease. #sunric ✔Where stories live. Discover now