20. Mealted

5.7K 353 68
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN YA SAYANG

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN
YA SAYANG

ꕤꕤ

Hari ini Jeon ingin mengajak Jesslyn ke suatu tempat cukup jauh katanya. Dari jauh Jeon memandangi Jesslyn, hatinya begitu senang seakan tidak pernah bosan memandangi wajah cantik wanita itu. Mungkin jika bisa Jeon akan memandangnya sekian jam,detik, bahkan menit sekalipun.

Saat ini Jesslyn tengah merapikan baju berpotongan tanpa lengan, tapi seharusnya baju itu memiliki pasangannya yang menutupi lengan Jesslyn. Manik Jesslyn sibuk menelisik mencari keberadaan cardigan senada dengan bajunya. Dia yakin tadi ada, lalu kenapa sekarang menghilang.

Jeon beranjak mendekati wanita itu, mengambil sebuah cardigan yang Jesslyn cari sepertinya. Jelas Jesslyn tidak menemukan sebab cardigan itu cukup jauh dari tempatnya.

"Apa kau mencari ini?" tanya Jeon memberikan cardigan di tangannya.

"Iya, tapi kenapa ada di tanganmu?" tanya Jesslyn heran.

"Ini terjatuh, jadi dari pada kau yang menunduk biar aku yang mengambilkannya untukmu." Jeon meregangkan cardigan itu membantu Jesslyn mengenakannya.

"Terima kasih," ucapnya.

Tangan Jeon tidak pernah absen menyentuh bagian tubuh Jesslyn yang menonjol. Perut itu begitu menarik seakan tanpa Jeon perintahkan tangan miliknya sudah melesat dengan sendirinya, menyentuh bahkan mengelus perut Jesslyn.

Awalnya Jesslyn begitu risih saat pria itu terus saja menyentuh perutnya. Akan tetapi anaknya justru menyukai elusan tangan Daddynya itu. Jesslyn kalah.

"Kita akan ke mana Jeon?"

"London Eye, kau sudah pernah ke sana bukan?" tanya Jeon penasaran.

"Sudah, aku sudah tiga kali ke sana saat aku masih sekolah."

"Kalau bersamaku? kau belum merasakannya jadi mari kita buat memori bersama, anggap saja kita sedang berkencan!"

"Aku belum pernah berkencan dengan siapa pun dan kau orang pertama yang mengajakku berkencan Jeon" batin Jesslyn memandang pria cukup dalam.

.

Jeon membukakan pintu mobil untuk Jesslyn. Sebelumnya Jeon sudah menyiapkan sesuatu di dalam mobil, sesuatu yang biasanya wanita sukai. Tapi entahlah Jesslyn akan menyukainya atau tidak.

Jesslyn memandang jok kursi sesaat setelah Jeon membukanya. Seikat bunga berwarna pink begitu cantik mengisi jok tempat duduknya. Jesslyn heran, kenapa pria itu selalu membelikannya bunga. Di kamar hotel saja ada dan sekarang dia membeli lagi. Bukannya tidak suka tapi aromanya membuat Jesslyn mabuk.

"Charming piano!" ucap Jesslyn melihat jenis bunga yang Jeon belikan kali ini.

"Hmm, apa kau masih mual mencium bunga yang ini?" tanya Jeon, sesekali melirik Jesslyn tengah memangku bunga itu di pahanya.

SINGLE MOOM'S? Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt