YA SAYANG
ꕤꕤ
Sudah beberapa hari Jeon menginap di rumah nenek sesuai dengan perintah nenek Jesslyn , Jeon mengikuti segalanya termasuk tidur satu kamar dengan Jesslyn. Walaupun Jeon begitu malu-malu tapi dalam hatinya dia sangat bahagia bisa di izinkan tinggal lebih lama dengan wanita yang dia cintai dan juga bisa dekat dengan anaknya.
"Nak Jeon, silahkan di makan makanannya," ucap nenek.
Jeon tersenyum dengan dirinya mengikuti apapun yang nenek Jesslyn katakan kepadanya. "Terima kasih nek."
Jesslyn mlirik begitu sinis ke arah dua orang itu, dia berada di hadapan sang nenek namun kenapa dia merasa seperti tidak di anggap. Bahkan sang nenek dalam beberapa hari ini cenderung diam setelah kepulangannya dari rumah sakit. Jesslyn mengakui kesalahannya tapi tetap saja kenapa harus seperti ini juga. Dia cemburu Jeon terus saja di perhatikan sedangan dia di acuhkan.
Nenek Jesslyn tersenyum, melihat wajah kesal sang cucu. "Nak Jeon, coba sekali lagi malam ini. Semakin sering nak Jeon menyataakan keseriusan nak Jeon maka Jesslyn akan luluh lalu menerimanya," bisik nenek Jesslyn. "Sorang wanita cenderung bersikap jual mahal. Akan tetapi itu semua akan sirna jika prianya menghunjaminya dengan perjuangan sangat ekstra. Nenek akan menyiapkan sesuatu nanti malam. Nak Jeon tinggal membujuk cucu batu nenek itu," lanjutnya lalu pergi meninggalkan Jeon dan Jesslyn berdua di meja makan.
"Apa sebaiknya aku melamarnya, aku sebelumnya hanya mengajaknya menikah saja. Aku belum menunjukkan sisi yang paling jelas kepadanya. Mungkin saja jika aku melamarnya dia akan menerimaku," batin Jeon sambil melihat ke arah Jesslyn.
.
Secara diam-diam Jeon dan nenek Jesslyn bertemu di teras rumah tepat pada siang hari sebab nenek Jesslyn ingin mengatakan sesuatu yang penting sesuai dengan rancangan rencana yang keduanya susun kemarin. Tepat hari ini Jeon akan melamar Jesslyn secara langsung dengan bukti nyata bukan hanya dengan kata-kata saja.
"Saya akan pergi, sore nanti saya akan kembali. saya harus mempersiapkan segalanya," ucap Jeon sekaligus berpamitan untuk pergi sebentar.
"Nak Jeon hanya butuh sebuah cincin dan juga hadiah spesial untuk cucu nenek. Tenang saja untuk masalah di sini nenek yang mengurusnya."
"Terima kasih banyak nek, tanpa nenek saya mungkin tidak bisa di titik sedekat ini dengannya. Teima kasih atas semua bantuannya nek." Jeon membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada nenek Jesslyn.
Sementara itu, Jesslyn tengah termenung tepat di depan jendela kamarnya melihat pemandangan luar. Sungguh semenjak ada Jeon di rumah ini, dirinya seakan terabaikan. Di tambah Jeon juga menjauhi dirinya, walaupun pria itu tidur satu ranjang dengannya setiap malam tebih tepatnya dua hari ini Jeon sama sekali tidak memeluknya atau bertanya sesuatu seperti sebelumnya. Aneh tentu saja, Jesslyn merasakan perbedaan itu begitu jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGLE MOOM'S?
Fanfiction*PROSES REVISI* ❗️FOLLOW & VOTE DULU SEBELUM BACA❗️ Seorang wanita yang tidak ingin hidupnya terikat dalam hubungan pernikahan, akan tetapi menginginkan anak tumbuh dan lahir dari dalam rahimnya. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi? Suatu hari Ki...