Namun Bersorai Pernah Bertemu

4.2K 381 37
                                    

Note : Don't Plagiat. Enjoy and Happy Reading.
.
.
.

Sorai Ke-dua puluh satu.
.

Enjoy and Happy Reading.
-

Byur

Siraman menyakitkan yang terasa asin membangunkan Haikal dari pingsannya selama perjalanan yang ntah kemana.

Kini kedua penjahat yang telah melukai raganya memaksakan kaki kakinya yang terasa bagai jelly untuk berdiri.

Dapat Haikal rasakan lukanya perih terkena air, mungkin air laut yang mereka ambil tadi, sehingga lidahnya juga mengecap rasa asin disana.

Wajah Haikal memejam kala angin dari lautan yang tepat ada di bawahnya menyeruak kulit-kulit nya yang terluka, terbalut lebam yang mulai menjadi ungu.

“Nah, kita mau ucapin makasih banyak, karena lo udah bersedia jadi pelampiasan kita, terutama dia?” orang yang memeganginya berucap sembari menunjuk satu lainnya dengan dagu.

“Enak juga tubuh lo.” orang yang tadi merusak harga dirinya berujar santai, sembari merekam dirinya yang sudah tak karuan bentuknya.

“Bangs4t lo.” Haikal mengumpat dengan sarat akan luka hati yang dalam.

“Tenang bocah, abis ini lo suci kok, mandi yang bersih ya, tenang sana sama laut!” 

Kala ucapan tak berperikemanusiaan itu mengudara sampai merasuki gendang telinganya, kini raga yang tak lagi berdaya itu terjun bebas dari ketinggian tebing menuju lautan yang sedang bergejolak ganas.

Dalam tarikan nafas nya, Haikal benar-benar mengucap syahadat, tepat saat kata syahadat selesai terucap, Haikal tenggelam, tak lagi berusaha naik, sebab matanya tak lagi terbuka, dan jantungnya tak lagi berdetak.

Seiring kematian yang menariknya pergi untuk pulang, Haikal mengucap beribu maaf pada sang kakak dan adik, Yudi dan Cendaka.

Sebab janjinya akan pulang dan memberi kabar serta bermain game bersama harus pupus terganti dengan makna pulang yang lain.

•••

Keenam remaja yang tak pernah beranjak semenjak 27 Juli malam itu kini masih duduk memandangi tim sar yang terlihat kecil di lautan sana. 

Mata mereka selalu mengikuti arah orang-orang yang berusaha mencari Haikal.

28 Juli di pagi hari yang mendung, menampakan bumi yang gelap seolah tak ada sedikitpun sinar snag mentari, sama seperti keadaan enam member sorai beserta keluarga Pangestu.

“Dek, pulang dek, lo punya janji buat main bareng gue ...” Yudi melirih bersama dengan sepatunya yang basah sebab masuknya air laut kesana.

“Anak Ayah pulang kerumah ya, Ayah janji bakal jaga adek kaya pas sama bunda, jangan kek gini kalo marah sama Ayah ya nak,” Pangestu pun ikut melirih dengan air mata yang mengalir tak bersuara.

Dibelakang sana, Joni terlihat menenangkan Tari yang sangat terpukul.

“Kal, kalo lo pergi gue gimana Kal?” gumam Marvio yang meruntuh bersama sesak yang tak kunjung mereda.

SoraiWhere stories live. Discover now