What If |2| Triple J, One M.

959 113 18
                                    

Halo guys, ketemu lagi sama per-what-if-an ini.

KIRAIN UDAH KE UP TADI MALAM PLIS. Ternyata paketnya habis tinggal bonus wa(┛◉Д◉)┛彡┻━┻

•••

“Mam usus, biar ususku tambah panjang, hihi.” Haikal bergumam kecil.

“Bang, menurut lo usus itu bisa tambah panjang nggak?” Haikal menolehkan kepalanya pada Marvio, sembari mulutnya menguyah usus renyah rasa balado yang Cendaka belikan kemarin.

“Bisa, di tarik Kal, mau gue tarikin?” Jendral mendekat dengan segelas minuman yang terlihat segar, pinggiran gelas kaca itu berembun, menandakan dingin adalah rasa yang menyertai minuman hijau itu.

“JENDRALL, MAU DONG!” Tangan Haikal terulur, hendak meminta es yang Jendral bawa, sebab selain menggoda, dirinya juga sudah serat sebab memakan usus.

“Nih, susu.” Belum es itu berpindah tangan, Jiko datang dengan nampan yang berisi beberapa minuman, disusul Nathan bersama cemilan-cemilan lain.

“Siniin Jen.” Nathan merebut paksa gelas Jendral, membuat sang empu terkejut.

“Santai aja Na, kalau lo mau gue kasih kok.” Jendral mengelus dadanya sabar, namun tiba-tiba ia menjadi naik pitam saat minumanya di buang oleh Nathan.

“Woe? Pa maksud?!”

“Ini mama lemon bro.” jawab Nathan kelewat santai, sedangkan Marvio terdiam setelah menerima semburan manis dari susu Haikal, susu yang Haikal minum!

“Pantes wangi.”

“Jendral gobl9*! Untung lo sama Ikal belum minum.” Marvio mengumpat pelan, niatnya di simpan sendiri, namun justru menggema pada keheningan mereka.

“Sorry lead.” Dengan senyuman bulan sabit Jendral menggucap maaf.

“Bang, manis?” Nathan bertanya.

“Apanya? Haikal?” Marvio bertanya sembari memandang dan menunjuk Haikal yang berjalan menggambil lap ke meja di belakang mereka.

“Nggak perlu nanya, kalau itu gue tau.”

“Lah terus?”

“Itu, susunya.”

Wong edan.” Haikal menyela dan datang mengelap wajah Marvio.

“Tolong, pisahin Bang Nana sama Bang Marv plis, gue nggak mau mikir macem-macem njir.” Jiko berkata frustasi.

Tanpa terduga, Marvio menjilat sisa susu di bibirnya, yang hampir saja Haikal lap, “Manis kok, Na.”

“Owas*!!” Haikal menonyor wajah sang leader kasar.

Semua tertawa. Menjahili tukang jahil memang menyenangkan bukan?

“Dah, gue mau cuci muka bentar, lengket banget.” Pamit Marvio yanh langsung di setujui oleh teman-temannya.

“Hari ini cuma berlima, ya?”

“Ya gimana? Lo mau nyusulin Rey sama Cenda ke pantai?” Jendral bertanya dengan tangan terulur meminta usus yang ada di tangan Haikal.

Haikal memutar bola matanya malas, “Mam sendiri dong!”

“Mager, Kal.”

“Ih, nggak deh, panas banget pasti disana. Mereka berdua enak, panas-panasan tetep putih kek soklin, lah gue?” Jiko menunjuk dirinya sendiri dengan ngeri.

“Mending disini, nge-game kita, sama minta Bang Ikal suapin.” lanjutnya.

“Yee, itumah enakan kalian!” Haikal protes, namun tangannya tetap bergantian memasukan jajanan pasa mulut teman-teman berakhlaknya.

Kini, Nathan, Jendral, juga Jiko duduk sejajar, bersiap memainkan ps di hadapan mereka, menunggu Haikal yang memegang ponsel meminta mengambil foto ketiganya, “Jonathan, Jendral, Jiko. Anjayy triple J!”

“J for just for you.” Nathan menyahut.

“And, one M for, MASYAALLAH kelakuan kalian semuaa!” Marvio menyahuti dan menyela di depan ketiganya, membuat kepalanya berhadapan dengan kamera yang Haikal pegang.

“Foto gue aja Kal, lebih ganteng, lebih enak di lihat, dan kalau pun lo jual bakal laku.” ucapnya.

“Mau marah tapi bener.” Jiko berucap, dengan kepala yang mengingat bahwa anak-anak, ralat, maksudnyaa gadis-gadis kampus pemuja Marvio itu rela membeli satu foto Marvio dengan harga berapapun. Catat, berapapun.

“Bang, salah deh, kayaknya one M bukan MaSyaAllah.” Haikal berucap tiba-tiba, membuat tatapan keempat orang disnaa menatap dirinya penasaran.

“Yang bener, triple J for me, and one M for marry me?”

“Boleeh.” Jawab keempatnya serempak.

“H-hah?” Haikal melorot sebentar, dirinya berharap jokesnya di balas tawa, bukan jawaban seperti kata, ‘boleh, iya, dan semacamnya.’

“Boleh, ayok. Jiko udah siap juga buat halalin Abang.” ulang Jiko.

“Sekarang aja kah?” Jendral berucap, bersamaan dengan keempatnya mendekat bersama.

Bro, Haikal merinding. Dirinya berjalan mundur perlahan dengan takut-takut.

“Ihh, BAB*! JAUH-JAUH DARI GUE!!!!”

Teriakan menggelegar terdengar keras, di sahut tawa puas dari si triple J dan satu M. Alias, Jonathan, Jendral, Jiko, juga Mahen puas!

Entahlah, tiada Cendaka dan Reihan membuat keempatnya ingin mengusili Haikal hari ini, pun bersama Nathan yang biasanya berada di pihak yang sama dengan Haikal.

Intinya, hari ini adalah hari ysng menyenangkan ketika melihat Haikal panik.

Intinya, hari ini adalah hari ysng menyenangkan ketika melihat Haikal panik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karena, wajah cemberutnya sangat lucu bagi mereka!

Yah, sepertinya triple J and one M itu berarti hanya satu.

PENGGILA WAJAH MANIS HAIKAL!

To be continued
.

Hey guys, Ella mau kasih klarifikasi sedikit, tolong di baca ya. Jadi cerita ini batal terbit yaa, karena beberapa alasan yang memang tidak bisa El atasi. Tapi, InSyaAllah bakal terbit nanti, dengan kondisi yang berbeda, tentunya, El mau ngelibatin kalian, dari milih cover sampe kritik dan saran lainnya.

Toh, buku ini ada dan di baca oleh kalian, yang menilai dan mampu merasa pantas tidaknya juga kalian, jadi, El berharap, kedepannya bakal selalu bisa sama kalian. Entah bikin book baru atau ketika mau bikin fiksi versi peluk alias cetak buku.

Sebelumnya, terimakasih banyak ya? Karena sudah menemani El sejauh ini, El sayang kalian banyak-banyaakk, semoga hari dan masa depan kalian selalu di lindungi Tuhan dan di kelilingi hal hal baik juga kebahagiaan, aamiin.

Salam cinta, El.
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

SoraiWhere stories live. Discover now