Part 48

17.5K 1.2K 139
                                    

Wajah Ning Adiba pucat seketika. Ia tak tahu harus membalas chat Gus Haidar bagaimana. Baginya tak mungkin menjelaskan sosok Arzan pada Gus Haidar lewat chat. Akhirnya dengan berat hati, ia ambil keputusan untuk berbohong dengan niat agar hubungannya dengan Gus Haidar baik-baik saja.

Adiba : Ternyata dari teman lama Mas Amjad Mas bonekanya

Selesai mengirim balasan yang berisi kebohongan, Ning Adiba menangis karena merasa bersalah.

"Maaf Mas, ini yang terbaik," ucap Ning Adiba.

Andai jujur pun akan menjadi permasalahan yang rumit karena kondisi mereka berada di jarak jauh.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan panggilan dari Nana. Ning Adiba pun segera menghampirinya.

"Ada apa Mbak Na?" Tanya Ning Adiba sambil menyunggingkan senyum.

"Di panggil Umma," jawab Nana membalas senyum Ning Adiba.

Ning Adiba mengangguk paham. Ia pun beranjak menemui Umma-nya.

"Barakallah fii umrik nak," ucap Bu Nyai Halwa sembari memeluk putri bungsunya itu.

"Semoga kedepannya bisa semakin sholiha," kata Bu Nyai Halwa dengan tatapan lembut.

"Sanah Helwa putri Abi. Abi doakan semoga di umur kamu yang semakin bertambah, ilmu dan akhlak kamu juga semakin tinggi," kata Kyai ILZAM ikut mendoakan.

Ning Adiba tersenyum lebar. Rasanya terharu dan senang bisa mendapatkan doa dari kedua orangtuanya.

"Happy birthday dek. Semoga segala kebaikan yang kamu rencanakan di permudah oleh Allah," kata Nana ikut mendoakan.

"Makasih Umma, Abi, Mbak Na," sahut Ning Adiba.

"Semoga nyusul Mbak," ujar Nana kembali.

Ning Adiba mengerutkan dahi. "Nyusul kemana Mbak?" Tanyanya bingung.

"Hamil," jawab Nana.

"Jangan dulu lah. Kamu fokus sama pendidikan kamu dulu. Di nikmati masa-masa menimba ilmu sampai keluar Madrasah Aliyah nanti," ujar Kyai Ilzam tidak setuju jika putrinya hamil muda.

"Iya, Umma juga belum tega kalau kamu hamil muda. Beda sama Mbak Nana yang memang sudah cukup umur," imbuh Bu Nyai Halwa.

"Tapi setelah menikah kan harusnya hamil Ma," sangkal Ning Adiba.

"Iya Diba. Tapi kamu kan masih sangat muda. Kamu akan tetap hamil kok tapi jangan sekarang," ujar Bu Nyai Halwa.

"Tapi semua itu tergantung Gus Haidar. Kalau beliau pengennya kamu hamil ya silahkan karena keputusan ada di tangan Gus Haidar. Tapi dengan kondisi LDR seperti itu Abi kira nggak seharusnya kamu hamil karena orang hamil itu butuh kasih sayang lebih sementara kamu masih LDR sama suami kamu," ujar Kyai Ilzam.

Ning Adiba mengangguk kecil. Ia membenarkan semua nasihat Abi dan Umma-nya. Perkara hamil memang bukan perkara kecil di umurnya yang masih sangat muda.

"Haidar nggak kesini dek?" Tanya Nana.

"Entahlah Mbak," jawab Ning Adiba sembari menundukkan wajah.

👶👶👶👶👶👶

Malam hari setelah ngaji Diniyah, Ning Adiba berjalan menuju rumah. Di halaman terdapat sebuah mobil yang sangat familiar di matanya. Mobil Gus Haidar!

Jantung Ning Adiba berdebar hebat tatkala melihat mobil suaminya berada di halaman.

"Apa Mas Haidar kesini?" Kata Ning Adiba. Ia mempercepat langkah memasuki rumah.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang