6. Rutinitas Baru

98 11 0
                                    

"Iya! Bagian itu kak, saya lihat dari sketsanya ada yang kurang. Kurang feel-nya! Harusnya adegan itu sedih. Mungkin kurang dramanya!"

"Oke, nanti saya kirim lagi kalau udah selesai buatnya!"

"Iya!" Airani menganggukkan kepalanya.

Dia benar-benar sakit kepala karena harus bekerja dan mengurus ceritanya. Airani menghembuskan nafasnya sesaat. Dia benar-benar lelah. Tapi dia senang karena dia menyukai pekerjaannya sekarang. Jika punya waktu dia akan sempatkan pergi ke tempat Sadam. Melihat proses pembuatan komik juga mengatur banyak hal. Sadam juga sudah membuat perjanjian dengannya terutama soal gaji. Airani tentu saja senang karena dia dapat uang lain selain menjadi pegawai toko minimarket. Jadi dia tidak perlu memikirkan cara lain untuk mendapatkan uang. Ibunya juga pasti akan senang mendengar bahwa dia tidak kesulitan di Jakarta.

Suatu saat nanti, Airani harap dia memiliki pekerjaan tetap menjadi seorang penulis! Dia sangat menantikan hari itu.

"Ran! Tolong bawa barang-barang ke gudang!" Teriak Laras.

"Iya mbak!"

Tapi saat ini dia harus semangat dengan rutinitasnya sekarang.

💌💌💌

Airani melihat jam tangannya, masih sangat sore. Dia menatap langit dan tersenyum penuh arti. Besok, dia akan datang ke tempat Sadam. Dia akan melihat lagi bagaimana Sadam bekerja. Airani tersenyum dan memainkan kakinya menunggu bis.

"Sialan! Sialan!"

Mata Airani melirik seseorang yang duduk cukup jauh darinya di halte. Dia melihat tampilan laki-laki yang terlihat begitu berantakan apalagi dengan rambut panjang awut-awutan. Airani menelan ludahnya. Dia takut! Sangat takut. Apa jangan-jangan didekatnya ini adalah orang gila?

"Agrhtt! Brengsek!" Teriak laki-laki itu begitu keras.

"Ya Allah tolong hambamu ini!" Kata Airani begitu pelan.

"Kenapa! Kenapa jadi gini? Arghttt! Apa salah gue? Apa salah gue?"

Airani menatap ke arah lain, sepertinya laki-laki didekatnya ini memang gila. Airani berdiri saat bis nya datang. Dia melihat laki-laki itu sekali lagi, sepertinya dia tidak akan naik.

"Mas! Saya nggak tahu masalah mas apa! Tapi pasti masalah mas bakalan selesai nanti! Mas hanya perlu berdoa aja! Ini buat mas! Saya sebenarnya mau minum di rumah, tapi kayaknya mas capek banget hari ini! Semangat ya mas! Hidup memang kadang suka bercanda, kita hanya perlu ikut bercanda. Hehehe..." Airani memberikan botol minumannya yang baru dia beli.

"Hmm?" Laki-laki itu mendongak dan melihat Airani.

"Ini buat masnya! Saya harus pulang!" Airani menarik tangan laki-laki didepannya dan memberikan minumannya.

Dia harus segera naik sekarang! Airani tersenyum dan masuk ke dalam bis sebelum terlambat. Dia ingin membagikan kebahagiaannya kepada semua orang termasuk laki-laki itu yang terlihat kesulitan hari ini. Airani ingin dia tidak patah semangat, karena pasti ada jalan keluar setiap kesulitan dan Airani percaya itu.

💌💌💌

"Hemmm... Cantik belum ya? Harus pakai make up! Aku nggak kepagian kan ya?" Airani tersenyum dan melihat ke arah cermin.

Apakah dia harus memotong rambutnya? Sepertinya jangan. Apakah dia harus mengganti warna rambutnya? Sepertinya jangan. Tapi dia merasa ada yang kurang dengan penampilannya sekarang. Airani menarik nafas dalam, semoga saja Sadam tidak menganggapnya perempuan aneh.

"Ya udah! Kak Sadam juga biasa-biasa sama aku! Jadi aku juga harus biasa-biasa aja! Jangan menonjol atau salting parah! Jaga image! Jaga image! Oke, ayo pergi!" Airani mengepalkan tangannya bersemangat.

Author In Love ( END )Where stories live. Discover now