CASSIOPEIA bersama dengan Zerene melanjutkan perjalanan mereka ke wilayah desa. Mereka akan memberikan makanan-makanan dan juga pemurnian bagi mereka yang terkena penyakit. Tujuan mereka adalah desa di ibu kota.
Melihat kehidupan di ibu kota, banyak rakyat yang berjualan hasil tani mereka. Sungguh menyenangkan melihat desa yang aman seperti ini. Namun, setiap desa pasti memiliki sisi yang lain. Ia tak tau apa ini akan menguntungkan baginya atau tidak, tapi ada yang lebih membutuhkan makanan di sini.
"Kau urus bagian sini, aku harus pergi sebentar," ujar Cassiopeia meninggalkan Zerene yang sudah membagikan makanan kepada rakyat.
"Huh, sudah kubilang dia hanya akan merepotkan kita," ujar salah satu ksatria putih yang ditugaskan untuk menjaga Cassiopeia.
Mereka mengikuti Cassiopeia ke gang-gang kumuh. Banyak sekali tuna wisma yang lebih membutuhkan. Di tempat seperti ini juga pasti banyak orang yang membutuhkan perawatan.
Apa tidak disediakan tempat tinggal bagi mereka yang tidak memiliki rumah? Apa ia harus mengusulkan pembangunan rumah susun sebagai rumah mereka nantinya?
Cassiopeia segera memberikan makanan yang dibawa kepada orang-orang yang ada di gang itu. Beberapa dari mereka mengucapkan terima kasih dan memakannya langsung. Namun, pandangannya terhenti pada satu ibu dan anak yang duduk di ujung jalan.
"Apa yang terjadi?" Tanya Cassiopeia berjongkok di hadapan mereka. Hal ini juga yang membuat para ksatria putih terkejut dengan tindakan Cassiopeia.
"Kakak, tolong. Ibu, ibu kakinya di gigit oleh ular berbisa," ujar anak perempuan yang memeluk tubuh ibunya.
Cassiopeia tersenyum dan mengelus kepala anak perempuan itu, "Jangan khawatir, ibumu akan baik-baik saja."
Cahaya putih menyelimuti kaki sang ibu. Seketika luka dari ular tersebut menghilang dan kaki yang semula bengkak perlahan berangsur membaik. Tubuhnya yang lemah perlahan membaik.
"T-terima kasih, saintess."
Ia sadar siapa yang menolongnya. Perempuan jahat dari kuil yang sudah menolongnya. Biasanya, tidak ada saintess yang datang langsung ke tempat seperti ini. Biasa makanan-makanan akan dititipkan kepada warga dan disimpan di depan gang. Tak ada warga yang berani masuk ke kawasan kumuh nan bau seperti ini.
Seperti sebuah keajaiban, saintess yang dikenal kotor dan jahat langsung datang ke tempat ini dan menyelamatkan seseorang. Semua orang yang ada di sana pun terkesima. Mereka benar-benar baru saja melihat kekuatan Dewi.
"Bertahanlah sebentar lagi, aku akan mengajukan pembangunan rumah untuk kalian semua. Aku janji, aku janji akan melaksanakan apa yang aku ucapkan."
Setelah selesai di gang itu, ia bergabung kembali dengan Zerene. Makanan masih tersisa banyak. Apa Zerene tidak membagikannya? Padahal ini adalah hal pokok, mereka membutuhkan makanan.
"Apa yang terjadi? Kenapa makanan masih tersisa banyak?" Tanya Cassiopeia.
"Ini sisa Saintess. Mereka sudah mendapatkan bagian mereka," balas Zerene.
"Mereka mendapat berapa bagian?" Tanya Cassiopeia penasaran. Jika sesuai dengan panduan di buku, ini harusnya habis.
"Satu per enam, seperti biasa." jawab Zerene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of A Saintess
FantasyGhea yang harus mati karena anomali laut kembali terbangun di situasi yang sangat asing. Ia terlempar ke dalam novel fantasi yang ia baca sebelum kematiannya 'Alena'. Namun, bukannya menjadi pemeran utama, ia malah menjadi penjahat kedua yang mengga...