Chapter 18 : Putri Mahkota (3)

3K 272 16
                                    

RUANGAN khusus ujian sudah di siapkan. Para juri dan juga pengawas sudah bersiap di ruangan. Sebentar lagi tes pertama akan di mulai. Dari sini akan terlihat siapa yang paling layak duduk di kursi putri mahkota.

Cassiopeia sempat melihat ruangan itu sebentar bersama dengan Madeia dan Aily. Ia tak menyangka ia akan duduk di kursi itu. Bagaimana pun juga ia akan menggagalkan tes ini dan membuat dirinya menjadi kandidat yang paling tidak mungkin.

Ruangan yang luas ini tampak menyesakan, apalagi keberadaan kaisar di sini. Entah apa tujuannya, tapi seharusnya kaisar ataupun Permaisuri tidak boleh ikut campur urusan ini. Semua di atur oleh faksi kaisar.

Tiga orang kandidat sudah duduk di kursi seharusnya. Cassiopeia melirik ke arah Madeia yang tersenyum sinis dan Aily yang malah tersenyum ramah. Dua sisi yang berbeda beruntungnya Cassiopeia berada di ujung dekat jendela. 

Marquess Alter membagikan kertas berisi soal yang diujikan. Dan memberikan pengarahan sebelum soal dikerjakan.

"Terdapat lima belas soal yang terdiri atas sejarah, kebudayaan, ekonomi, politik dan juga hubungan kemasyarakatan Kekaisaran Astouvapia, waktu yang diberikan sebanyak dua jam, kerjakan sebaik-baiknya dan perlu diketahui ruangan ini dilengkapi pendeteksi sihir, yang mana jika satu diantara kalian menggunakan sihir, otomatis pendeteksi itu berbunyi dan secara resmi kalian dikeluarkan dari kandidat putri mahkota. Kerjakan sesuai dengan apa yang kalian ketahui, silahkan dimulai!"

Jam pasir menunjukkan waktu yang mereka gunakan. Satu jam pertama semua berlangsung dengan baik dan damai. Ini adalah soal-soal yang dikerjakan bukan hanya menggunakan teori melainkan logika sebagai putri mahkota. Soal memberikan pengandaian jika yang mengerjakan adalah putri mahkota.

Tentunya bagi Cassiopeia ini adalah hal yang sangat mudah. Karena ia hanya akan mengerjakannya sesuka hati. Salah satu dari banyaknya soal mengenai hubungan dengan Kekaisaran Hocaea. Seharusnya ini dijadikan peluang bagi Cassiopeia, namun ia akan menuliskan seadanya saja.

Dilihat dari manapun Madeia dan Aily mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Terlihat dari raut wajah mereka berdua. Berbeda dengan Cassiopeia yang di satu jam pertama ia sudah menyelesaikannya. Jawaban terpanjangnya itu hanya berjumlah lima kalimat.

Jam pasir kembali diputar tanda jam kedua sudah berlangsung. Cassiopeia yang sudah selesai hanya menanti waktu sembari menatap keluar jendela. Terlihat jelas langsung lapangan pelatihan ksatria khusus, tim alpha.

"Wah, itu Alaric, bukan?" batin Cassiopeia melihat sosok yang berdiri di depan para ksatria. Memang, Alaric adalah kapten dari tim alpha bersama dengan marquess muda keluarga Windel.

"Tuan putri, apa anda sudah menyelesaikannya?"

Pertanyaan Marquess Alter membuatnya terkejut. Lantas ia mengangguk sebagai jawaban pertanyaan itu. Kertas hasil kerja Cassiopeia diambil oleh marquess dan menelitinya.

"Anda yakin sudah menyelesaikan, putri?" tanya Marquess Alter memastikan.

Ya, siapapun pasti keheranan dengan jawaban singkat Cassiopeia. Tapi, jangan salahkan Cassiopeia, karena beberapa dari soal itu hanya menanyakan respon si pengerja. Setuju atau tidak setuju, iya atau tidak, bagus atau buruk, tanpa meminta alasan jawaban tersebut. Jadi, Cassiopeia tidak salah, bukan?

"Ya marquess, aku yakin." Balas Cassiopeia tersenyum.

"Baiklah, saya akan mengambil kertas ini, anda bisa keluar putri. Hasilnya akan diumumkan ketika festival berburu," ujar marquess Alter sembari tersenyum.

Seketika, kertas yang dipegang oleh marquess Alter menghilang seakan terbakar. Menurut penjelasannya, kertas itu sudah masuk ke ruangan khusus para juri agar tidak ada campur tangan orang luar.

Fate Of A SaintessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang