Chapter 21 : Festival Bertahan Hidup (2)

1.9K 172 6
                                    

"AKU menyerah!"

Cassiopeia melemparkan pedang yang ia pegang. Sudah beberapa hari sejak kedatangan Auriga ke kekaisaran Astouvapia, ia berlatih pedang bersama dengan Auriga dan Alaric atau kadang diganti oleh dame Wendy dan marquess muda Windel.

Di pinggir sana, Bent duduk sembari memberikan instruksi dalam pengendalian kekuatan dalam dirinya dan dalam berpedang. Bent menyadari, perlahan kekuatan suci Cassiopeia yang sangat besar itu melemah. Maka dari itu, ia meminta Alaric untuk mengajari Cassiopeia berpedang, setidaknya ia bisa melindungi dirinya sendiri. Dan beruntungnya Alaric setuju begitupun dengan Auriga yang sudah mendengar ucapan Alaric.

"Ini baru latihan mu yang kelima," ujar Alaric mengambil pedang milik Cassiopeia yang dilemparkannya.

Apa? Apa ucapan Alaric serius? Ia menatap lekat mata hitam milik laki-laki itu, "Apa kau tengah bercanda? Itu bukan baru, tapi sudah lima kali. Itu lebih tepat. Aku lelah, Al. Kekuatanku dan kekuatanmu berbeda," keluh Cassiopeia yang berbaring di atas tanah lapangan setelah menatap lekat mata Alaric.

"Besok adalah festival berburu, putri. Kau tau kan bagaimana keberadaan kekuatan suci di tubuhmu sekarang?" tanya Alaric.

Cassiopeia menghela nafasnya, tentunya ia sudah mendengarnya. Bent menceritakannya, ternyata ikatan yang dibuat oleh iblis di dalam jantungnya itu perlahan mulai mengeras. Kekuatan sucinya pun perlahan lenyap dari tubuhnya. 

"Tapi Al, aku kan ada Bent, Auriga juga akan menyelamatkanku. Kau juga bukan?" tanya Cassiopeia berbinar menatap wajah Alaric sembari tersenyum.

Ugh, alaric menjauh dari perempuan itu dan kembali menatapnya dari jarak yang tidak terlalu dekat, "Aku dan yang mulia Auriga akan ikut berburu. Jadi, apa kau pikir kami sempat melindungi putri?" tanya Alaric yang menahan kesalnya.

"Benar kak. Walaupun sudah dipastikan lokasinya, kita tidak tau apa yang akan terjadi. Lagian ilmu pedang ini bukan hanya berguna saat festival berburu," ujar Auriga yang mendatangi Cassiopeia.

"Benar tuan! Walaupun aku ada di sekitarmu, bisa saja aku tidak bisa membantumu," ujar Bent yang tentunya hanya Cassiopeia yang dapat mendengarnya.

"Benar ucapan Bent."

"Kyaaa! B-bagaimana kau bisa mendengarnya?" Tanya Cassiopeia saat mendengar suara Alaric. Padahal mereka tidak berbicara dengan jelas. Katakan saja mereka berkomunikasi dengan batin.

Tatapan tajam dan waspada ia lemparkan kepada Alaric. Sementara laki-laki itu dengan santainya berlatih bersama Auriga yang entah sejak kapan kedua orang itu berada di tengah lapangan.

"Aku bisa mendengar karena aku memiliki telinga."

Jawaban yang tidak salah namun tentu saja tidak benar. Yang ia tau, yang bisa mendengar suara itu hanya dirinya saja, sebagai pemilik. Namun, kenapa Alaric mendengarnya ya?

Melihat bagaimana pedang milik Alaric dan Auriga yang saling bertemu membuat Cassiopeia sedikit takjub. Padahal usia keduanya berbeda, namun auriga dengan cekatannya dapat menyeimbangi Alaric. Ya, tak salah jika dirinya memiliki pedang aura.

"Sejak awal dia bisa melihat wujud asli dan mendengarku tuh," kata Bent yang semakin membuat Cassiopeia terkejut bukan main.

Cassiopeia menghela nafasnya dan melihat bagaimana adiknya dan Alaric yang masih berlatih. Sebagai kapten pasukan alpha, Alaric memang pantas mendapatkan itu. Gerakannya sangat tenang dan tidak bisa di baca.

"Aku menyerah!" teriak Auriga.

"Apa?! Kenapa?" tanya Cassiopeia tak percaya. Bagaimana mungkin Auriga menyerah begitu saja kepada Alaric. Padahal menurutnya keduanya sangat seimbang.

Fate Of A SaintessWhere stories live. Discover now