7. Satu atap🏀

580 21 0
                                    

Di lapangan badminton indoor SMA Angkasa. Terlihat kini para atlet tengah berlatih dengan sungguh-sungguh, terutama anak kelas tiga karena ini merupakan tahun terakhir mereka. Suara khas decitan sepatu dan pukulan raket yang mengenai kok begitu terdengar disini.

Segara menyandarkan tubuhnya pada pintu masuk lapangan badminton. Dengan tangan yang bersedekap, matanya terus mengikuti pergerakan lihai seorang cewek yang tengah berlatih di dalam sana.

Bella melompat dan memukul kok sekuat tenaga dengan raketnya. Membuat kok tersebut berhasil mendarat di area lawan. Cewek itu menyeka keringat yang menetes di dagunya. Tanpa sengaja perhatiannya kini berpindah pada cowok yang sedang menatapnya dari awal pertandingan.

"Segara?!"

Bella menghela nafasnya. Ini bukan pertama kalinya cowok itu datang tapi sudah sering. Cewek itu memberikan tanda kepada teman-temannya yang lain melalui tangannya untuk berhenti sebentar dari latihan. "Kita istirahat sebentar ya!"

"Duduk!" perintah Bella sambil berjalan ke pinggir lapangan di ikuti oleh Segara.

"Gimana kaki lo?" tanya Segara langsung ke intinya.

"Emang harus ya setiap selesai latihan lo tanya? Gue lebih tua dari lo dan bisa jaga diri," jelas Bella sambil membuka tutup botol air minumnya.
"Kita udah kenal dari SD. Gak usah lebay lah!" lanjutnya.

"Gue harus nebus kesalahan gue Bel!" tegas Segara.

Bella mengehela nafasnya panjang. Kemudian kedua tangannya bergerak memegang kedua bahu Segara. Dan menatap mata cowok itu.

"Liat! Gue baik-baik aja Ra," jelas Bella.

Bella dapat dengan jelas melihat masih ada rasa bersalah di mata cowok itu.

"Ra itu udah setahun, sekarang lo udah berubah."

Segara menatap Bella dengan penuh rasa bersalah dan kecewa dengan dirinya sendiri. Kejadian satu tahun yang lalu membuat Bella hampir berhenti dari olahraga yang dia sukai.

Segara melepaskan tangan cewek itu dan menggenggamnya kuat-kuat.

"Maaf, karena udah bikin hidup lo hancur," ungkap Segara. "Kenapa lo enggak benci gue?"

"Raa. Itu bukan lo," kata Bella lembut lalu mengukir senyum manis di wajahnya. "Gue gak bakalan benci sama lo sampai kapan pun."

"Udah ah, gue mau lanjut latihan dulu, dan lo gak usah dateng lagi ke sini!" jelas Bella sambil menunjuk orang yang ada di depannya.

Segara perlahan tersenyum meskipun masih ada rasa bersalah di hatinya.

"Iya, kak Bella."

Bella kemudian berdiri dan membetulkan ikatan rambutnya sebentar, sebelum pada akhirnya dia kembali ke lapangan.

"Eh gue denger lo lagi deket sama cewek, siapa tuch?" tanya Bella penasaran.

"Gak dan gak mungkin gue suka sama tuh cewek!" jawab Segara tidak suka.

"Model kaya lo gini, kalo sekali nya pacaran pasti bucin banget."

"Yaudah deh, gue latihan dulu ya kapten," seru Bella sambil berjalan ke lapangan. Sedikit mengolok-olok Segara, mengingat cowok itu baru di angkat menjadi kapten.

Segara tertawa kecil. "Bella?!"

"Apa?" Bella menoleh.

"Kalau ada apa-apa bilang!"

..........

"Fast breakkkkkk!" Gilang merebound bola, kemudian dengan cepat melemparkannya ke arah Segara yang sudah berada ditengah lapangan. Membuat cowok dengan nomor punggung tujuh itu melompat cukup tinggi untuk menggapai bola.

SEGARA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang