Episode 4

2K 308 22
                                    

"Jadi, siapa yang membunuhnya?" Tanya Neuvilette kemudian. Ia memandangiku dalam.

Aku berpikir. Hasil deduksiku cukup beralasan, tapi aku benar-benar buntu untuk memperkirakan pembunuhnya. Saat itulah tiba-tiba aku mengingat sesuatu, tanggal kematiannya.

"Monsieur Neuvilette, bagaimana kasus ini bisa diangkat kembali?" tanyaku.

"Apa kau kenal Teddie Basten?" Ia bertanya, sembari memberikanku sebuah lembaran kertas yang kuterima. "Adik Baron Deryl Basten. Dia menuntut harta waris milik korban sebagai miliknya."

"Tapi kenapa baru sebulan setelah kematian korban?"

"Dia baru mendengar kabar kematian korban belum lama ini lalu datang dan menuntut harta waris milik korban. Istrinya yang menghasut Teddie untuk melakukan ini dan satu-satunya catatan tentang Teddie adalah dia yang suka mabuk-mabukan, berjudi dan memiliki banyak hutang."

Aku benar-benar terkesima dengan informasi detail yang Neuvilette dapatkan bersama Marechaussee Phantom—pasukan intel khusus yang dipimpin sendiri olehnya.

"Kalau begitu, apa mungkin dia?"

Neuvilette menggeleng. "Sebulan yang lalu, dia tidak ada di Ibu Kota dan tidak ada catatan jika dia pernah menghubungi Baron Deryl bahkan mengenal pelayan yang ada di sana. Alibinya cukup bagus walaupun dia memiliki motif."

Benar. Jika itu adalah Teddie, dia memiliki motif untuk membunuh korban dan menunjuk tersangka sebagai pembunuhnya agar dia bisa mendapatkan semua harta korban. Sayangnya waktu dan tempatnya tidak pas, ia bahkan tidak memiliki koneksi apa pun untuk menyentuh korban.

Karena Neuvilette yang berkata begitu, pasti semuanya sudah ia periksa dan pastikan sendiri dengan tim elite miliknya.

"Jadi, bagaimana racun itu bisa didapatkan dan menghilang?" Kataku bergumam.

"Tempat tinggal Baron bersih, tidak ada indikasi racun dimana pun."

Ah, aku lupa kalau pendengarannya sangat tajam—"ah!"

"Ah ...?"

"Maafkan saya, saya kelepasan karena terpikirkan sesuatu setelah Anda mengatakan itu."

"Begitu, ya? Jadi apa pendapatmu?"

"Monsieur, bagaimana jika sejak awal racun itu memang tidak ada?"

"Alasannya?"

"Ini."

—oOo—

Pada akhirnya aku terjebak pada kata-kataku sendiri.

Setelah mendengar alasan panjangku tentang "racun yang tidak pernah ada", Neuvilette memintaku untuk melakukan investigasi ulang.

Jadi, di sinilah aku sekarang. Berdiri seorang diri sembari menunggu orang lain untuk datang menemaniku. Dia bilang dia akan mengirimkan siapa pun dari Maison Gardiennage khusus untuk berjaga-jaga.

Beberapa detik kemudian, sebuah suara tertangkap telingaku, "harusnya di sini, 'kan?"

Aku menoleh ke arah belakang dan mendapati seorang pria jangkung berdiri di sana. Rambut hitam dengan aksen kelabu, mata ungu keabu-abuan dengan bekas luka sepanjang bawah matanya, ditambah dada bidang dan tangannya yang besar penuh luka. Penampilan yang seperti dalam gamenya.

"Wriothesley...."

"Hah?"

Sial! Aku keceplosan. Aku berdehem dan menyunggingkan senyuman seraya menunduk sedikit padanya, "maafkan ketidaksopanan saya, Tuan Duke Wriothesley. Saya [Name], Hakim Pendamping yang akan melakukan investigasi ulang hari ini."

Querencia  |  Neuvillette x ReaderWhere stories live. Discover now