Episode 44

612 122 25
                                    

"Aneh sekali. Kalau begitu, bagaimana kau menjelaskan luka cakaran yang ada di lehermu?"

Pelayan itu secara refleks menyentuh lehernya yang terluka. "I-ini... aku dicakar kucing."

Kenapa semua orang sangat senang mengambinghitamkan Majikan menggemaskan itu ketika ada suatu insiden yang terjadi?

"Sayang sekali. Aku sangat mengenal bentuk luka karena cakaran kucing dan itu tidak akan terlihat seperti itu," sanggahnya. "Bagaimana jika seperti ini, aku akan buktikan dengan tes DNA."

"Tes... DNA?"

"Nona, kenapa kau selalu meminta hal-hal luar biasa secara mendadak seperti ini?" Dokter Virchow berujar dengan ekspresi lelah.

[Name] tersenyum penuh makna kearahnya. "Tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan bukan, Dokter? Apa Anda meragukan penelitian Anda sendiri?"

Dokter Virchow menghelakan napasnya pasrah. "Baiklah. Tapi ini akan membutuhkan waktu."

Seperti namanya, ini metode yang sudah ada dikehidupan [Name] sebelumnya. Dokter Virchow menjelaskan bagaimana metode itu dilakukan dan apa yang dibutuhkan. Semuanya terpukau. Dokter Virchow menambahkan jika ide itu ia dapat dari [Name]. Walaupun tidak salah, tapi [Name] hanya memberikan sedikit petunjuk dan sisanya pria pertengahan 60-an itulah yang melakukannya dengan timnya sendiri.

Tesisnya akan segera diumumkan ke muka publik. Dia benar-benar mengagumi kejeniusannya.

"Bagaimana? Kalau seperti ini, kau akan ditahan sementara sebagai tahanan darurat sampai hasilnya keluar," ujar [Name]. "Lalu saat hasilnya keluar tapi karena kau tidak mengaku... kau pasti tahu ini, 'kan?"

Dia akan dianggap berdusta saat dipersidangan dan hukuman untuk menodai sumpah yang dilakukan saat persidangan adalah kejahatan yang serius. Bahkan jika dia mengajukan banding, kata-katanya tidak akan bisa dipertimbangkan kembali.

Mendengar itu, dengan suara bergetar ia berkata, "... itu karena dia yang lebih dulu membunuh adik-adikku! Keparat Michel adalah monster!"

Pelayan bernama Rosemary itu menangis, pelupuknya sudah basah oleh air matanya saat ia menceritakan semuanya kepada [Name].

Dia mengaku jika komunikasi dengan kedua adiknya terputus dan hanya meninggalkan sepucuk surat terakhir yang mengatakan jika keduanya mendapatkan pekerjaan baru di salah satu toko perhiasan di Court of Fontaine. Penasaran dengan itu, Rosemary mencaritahunya sendiri dan berakhir bekerja sebagai pelayan di kediaman pemilik toko itu.

Namun ia tidak menemukan apa pun dan hampir menyerah, ia bahkan sudah bertanya kepada kepala pelayan dan karyawan yang bekerja, tapi tidak ada yang bilang mengenal kedua adiknya.

Akan tetapi pada suatu malam ia tidak sengaja menemukan barang yang disembunyikan di bawah lantai kayu kamarnya. Ia mengenali barang itu dengan baik karena barang itu adalah gelang milik kedua adiknya yang ia buat untuk keduanya sebelum mereka berpisah.

Bertanya pada para pelayan dan karyawan tidak mendapatkan apa pun, akhirnya Rosemary bertanya langsung kepada Michel Fourniret tapi pria itu mengaku tidak mengenal kedua adiknya. Dibutakan amarahnya atas kebohongan korban, Rosemary memutuskan untuk membunuhnya.

Di malam pembunuhan, Rosemary menuturkan saat ia bertanya kembali kepada korban saat korban dibawah pengaruh obat yang ia berikan, ia mengakui dirinya telah membunuh kedua adiknya dan berkata, "mereka abadi bersamaku. Kau juga akan begitu bukan, Nona [Name]? Kau menyukai perhiasanku,  bukan?"

Mulai dari sini, [Name] meminta para Garde untuk menggeledah kamar Rosemary dan menemukan barang-barang yang dimaksud begitu pun dengan barang buktinya.

Querencia  |  Neuvillette x ReaderDonde viven las historias. Descúbrelo ahora