Chapter 57

546 108 6
                                    

Ruang Arsip Palais Mermonia.

[Name] tidak menyangka kalau dirinya akan begitu menyukai tempat ini dan aromanya—dia mengenduskan hidungnya pada seluruh ruangan dihadapannya—tidak pelak lagi, ini adalah aroma khas dari buku-buku di dalam perpustakaan.

Dia saat ini sangat bersyukur karena bisa selalu menitipkan hasil laporannya kepada Sedene untuk diserahkan pada Neuvillette, jadi dia tidak perlu bertemu dengan Sang Iudex Fontaine itu hari ini. Ditambah, pekerjaannya menumpuk seperti biasa meski sekarang adalah musim sosial. Namun harus [Name] katakan kalau pekerjaannya jadi sebanyak ini berkat seseorang.

Tidak heran, banyak para pria bangsawan yang menarik kembali surat lamaran di kediaman Beneviento secara tiba-tiba dengan berbagai macam alasan, dan kini Ibunya, sedang berjuang untuk mencari calon berpotensial lain untuknya di musim ini.

Mengabaikan hal itu, [Name] benar-benar tidak bisa mengabaikan Neuvillette sama sekali. Dan kini ia merasa sangat malu karena bersikap seperti seorang remaja yang baru pubertas!

Namun, menghindari Neuvillette untuk kembali menata pikiran dan hatinya adalah pilihan terbaik saat ini—tapi tentu para Dewa tidak akan selalu menerima doanya.

"Nona [Name]."

Bahu [Name] terperanjat saat mendengar suara halus seseorang memanggilnya. "Oh, astaga! Kau mengejutkanku!"

Neuvillette menatapnya sejenak. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk melakukan itu."

"Tidak apa-apa." Sambil berkata demikian, [Name] turun dari undakan anak tangga. "Apa ada sesuatu yang Anda butuhkan, Monsieur Neuvillette?"

Meski [Name] sudah turun dari posisinya, dia tidak berniat untuk mendekati Neuvillette sama sekali dan tetap mempertahankan jaraknya yang aman.

"Aku telah memikirkan masalah itu secara matang sejak kita tidak bertemu lagi hari itu."

Begitu pula denganku, batin [Name]. Namun mengatakan itu sekarang tidak akan ada gunanya, jadi dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aku tidak bermaksud menciummu," ujar Neuvillette.

"Tidak!" Kata [Name], dia sadar kalau suaranya terlalu tinggi saat ini. "Maksud saya, saya mengerti."

"Tapi sekarang, setelah aku melakukannya—setelah kita melakukannya—secara sadar, segalanya telah berubah."

Saat itulah, [Name] mendongak menatap Neuvillette. "Tentu saja," jawabnya, tenggorokannya serasa tersekat.

Namun kala itu yang paling menarik perhatiannya adalah Neuvillette sendiri. Dia sesekali tertunduk, berusaha mengalihkan pandangannya, dan ragu untuk mengatakan sesuatu.

Neuvillette sedang gugup? Ini sangat mengejutkan untuknya, sangat. [Name] tidak pernah melihat pria ini gugup, sama sekali. Bahkan di dalam gamenya atau dialog pada voicelinenya, dia tidak pernah terlihat seperti ini. Kecuali saat dia memberikan sebuah sudip hasil mahakaryanya sendiri, entah kenapa dia sangat bangga saat memberikannya kepada pengembara.

Tapi abaikan hal itu saat ini, intinya adalah apa yang Neuvillette ingin katakan, sepertinya sangat penting sampai membuatnya terlihat sedikit ragu seperti ini.

"Dan aku sampai pada kesimpulan," lanjut Neuvillette. "Yang menurutku adalah terbaik untuk kita berdua."

Kita? Alis [Name] terangkat sebelah. [Name] tidak paham kenapa, tapi saat ini dia merasa sangat tegang sekarang. Dia sedang berpikir, apa yang terbaik setelah mereka berciuman begitu mesra sebanyak dua kali?

"Bahwa sebaiknya kita menikah."

Apa?

Dan bibir [Name] menganga, matanya membola karena terkejut.

Querencia  |  Neuvillette x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang