06

6 2 0
                                    

"Terkadang orang yang terlihat kuat itu rapuh"
~Bisma Brajadenta

"Selamat, namamu abadi di dalam cerita yang aku tulis"
~Annisa Saraswati

"Kita itu kayak lagu 'Seamin Tak Seiman by Mahen"
~Rafael Mahendra

"Tembok kita terlalu tinggi"
~Yuna Pranesti

...

Rigel tengah menunggu kehadiran sang kekasih di rumahnya. Tak lama kemudian sang kekasih, Bisma datang dengan membawa satu kantong penuh jajanan untuk Rigel. Wajah Rigel sedari tadi tak berhenti berseri-seri, pasalnya sudah seminggu ia tidak bertemu dengan Bisma. Rigel selalu menyambut kedatangan Bisma dengan senyum manis miliknya.

Di dalam rumah Rigel yang cukup besar itu, mereka seringkali hanya berdua saja karena Papa dan Mama Rigel adalah orang sibuk. Mereka selalu lebih mementingkan perkerjaan di bandingkan keadaan anak perempuan semata wayang mereka.

Walaupun Bisma dan Rigel itu beda 2 tahun. Mereka berdua itu saling menyukai satu sama lain dan mau menerima kekurangan satu sama lain serta saling melengkapi satu sama lain juga.

Bisma itu anak kuliahan jurusan teknik, ia kuliah di UGM.

Rigel dan Bisma sudah berpacaran hampir 2 tahun ini, hubungan mereka sangat damai dan jarang sekali ribut. Mungkin jika ribut hanya tentang masalah kecil dan setelah itu mereka akan berbaikan lagi.

"Babe, ini buat kamu semua" Ucap Bisma memberikan satu kantong jajanan untuk Rigel sambil tersenyum sampai matanya membentuk bulan sabit.

"Makasih!" Ujar Rigel menerima pemberian dari Bisma.

"My pleasure. Ini kamu di rumah sendirian lagi?" -Bisma.

"Iya, why?" -Rigel.

Mereka berdua kini duduk di sofa ruang tamu dan sambil makan dan minum, jajanan yang di bawa oleh Bisma tadi.

"Nothing, but you not lonely?" -Bisma.

"Udah biasa" Jawab Rigel sambil cengengesan.

Bisma yang mendengar jawaban dari sang kekasih hanya bisa menghela nafas. Rigel selalu saja begitu, pura-pura kuat padahal ia sangat rapuh.

"Oh iya, kamu kapan kemoterapinya? Aku pengen anterin kamu kemoterapi" -Bisma.

"Besok hari Sabtu! Beneran mau anterin?! Yeyy!" -Rigel.

"Okay, beneran lah. Are u happy?" Bisma mengusap-usap kepala Rigel dengan lembut.

"I'm so happy! Thank you so much!" -Rigel.

"Tolong hidup lebih lama ya? Aku pengen bisa liat senyum manis kamu lebih lama" Batin Bisma.

"You're welcome. Harusnya aku yang berterima kasih sama kamu karena kamu udah mau ngelakuin kemoterapi buat sembuh. I so proud of you! Don't give up, babe!" -Bisma.

"Kalau gak ada kamu mungkin aku gak bakalan bisa kuat dan bertahan sampai sekarang. Bahkan aku mau kemoterapi karena kamu. Makasih udah selalu dukung, semangatin, ingetin aku buat sembuh dan berjuang ngelawan penyakitku. Dan makasih juga karena udah mau nerima cewek yang penyakitan kayak aku" -Rigel.

"Don't say it, i don't like it..." Ucap Bisma yang kemudian menarik Rigel ke dalam pelukannya.

Dulu waktu Rigel SMP kelas 8, waktu awal-awal Rigel tau jika ternyata ia di diagnosis memiliki penyakit leukimia. Ia tidak pernah mau mengikuti kemoterapi, menurutnya untuk apa ia menlakukan kemoterapi dan sembuh padahal ketika kedua orang tuanya tau jika ternyata ia memiliki penyakit leukimia mereka bersikap tak peduli dan biasa saja.

Aku, Kamu dan Jogja (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя