Bab 1 Kembali hidup

771 44 2
                                    

Erika POV

"Erika...woy...Erika bangun woyy...bangun udah jam berapa ni anj*ng!" Teriak suara yang sangat kukenal sedang berteriak sambil menggoyang-goyangkan badanku dengan kasar, tapi kayaknya gak mungkin dia, mungkin hanya perasaaku saja.

Terus juga, gak biasanya bibi ana banguninnya kasar gini. Bibi ana ini selalu lembut membangunkan aku saat tidur. Jadi bibi ana adalah Art yang bekerja di rumahku, beliau yang selalu menemaniku dirumah saat suamiku pergi bekerja.

Dengan malas, aku tidak menggubris teriakkan itu dan malah menarik selimut tebal itu, untuk menutupi badanku yang mulai kedinginan karena udara pagi yang lumayan dingin. Tapi disaat aku sudah mulai merasakan nyaman dengan kehangatan dari selimut ini, aku langsung dikagetkan dengan air dingin yang langsung membasahi badanku .

"Bibi ana gila yah! Masa siram aku dengan air dingin" marahku pada bibi ana, tapi itu bukan bibi ana yang dihadapanku, tapi seorang wanita yang sangat kukenal.

Wanita itu bukanlah bibi ana, karena Bibi Ana wajahnya penuh keriput dan, bibi Ana itu pendek gak sependek ini.

"Anj*ng banget lu, bibi Ana..bibi Ana..aku ini Maria, teman kosnya kamu! Kamu masih mabok gara-gara kemarin?"
Loh Maria? Tapi bukannya Maria sama aku sudah gak kontakan lagi gara-gara perbuatan suamiku aka Jeremy, yang nuduh Maria yang berselingkuh dengan Jeremy.
Tapi kenapa, sekarang dia berdiri tepat dihadapanku, bahkan wajahnya terlihat sangat muda dan cantik, rambutnya pun masih panjang tidak seperti terakhir sewaktu aku melihatnya sedang berbelanja, rambutnya pendek.

Aku sangat merindukan Maria, Maria merupakan sahabatku. Kami sudah berteman lumayan lama, tapi gara-gara Jeremy semuanya hancur.

Kenyataanya suamiku sendirilah yang kegatalan sama Maria. Maria adalah sahabatku, dan dia gak mungkin sampai hati main gila sama Jeremy, tapi karena kebodohan dan ketololanku ini, jadi aku percaya saja sama semua perkataan Jeremy yang bilang kalau Maria yang main gila sama Jeremy padahal kenyataannya, Maria selalu menolak Jeremy bahkan akan melaporkan semua perbuatan jahat Jeremy itu padaku.

"Ngapain lihat-lihat mukaku kayak gitu, aku tau aku cantik" bangga Maria sambil mengibaskan rambutnya yang belum disisir itu.

"Kenapa kamu disini?" Tanyaku bingung pada Maria tanpa menggubris perkataannya barusan
"Aku? Kenapa disini?" Tanya Maria menunjukkan dirinya dan kubalas dengan anggukan menatapnya

"Kamu umpan makian? Hmm" balas Maria menunjukku
"Enggak"
"Terus"
"Aku kan tanya kenapa kamu disini, soalnya kamu dan aku bukannya...sudah ..gak dekat lagi" balasku langsung menunduk sedih
"Maksud kamu apa?" Tanya Maria sambil menaikkan kepalaku dengan jari telunjuknya itu, supaya aku kembali menatapnya.

"Itu kita sudah gak dekat lagi..." "gara-gara....suamiku"
"Suami? Aha?!?"
"Iya suami, mas Jem" balasku lagi tapi yang kudapatkan tertawanya Maria yang sampai berguling-guling di kasur. Kasur yang awalnya sudah berantakan tambah jadi berantakan gara-gara ulahnya ini.

"Tunggu, kamu ngayal yah?" Tanya Maria disela-sela tertawanya
"Aku gak ngayal Maria" balasku serius menatap Maria

"Erika..kamu Masih 19 tahun, dan diumur segitu kamu masih mikirin nikah?"
"Terus kamu bilang apa? Kamu sama Jeremy itu suami kamu?"
"Iya dia suamiku" balasku
"Jeremy laki-laki bajingan yang suka coblos banyak perempuan itu yang kamu bilang suamimu itu?"
"Iya Maria, dia suamiku"

"Tunggu...suka coblos maksudnya?" Tanyaku mulai bingung, karena setahuku, Jeremy bukanlah pria yang suka coblos sana sini, dia palingan suka main gila sama cewek gak sampai segitunya, tapi bisa saja sih Jeremy ngelakuinnya.
"Sekarang kamu berlagak macam orang bodoh" kata Maria yang sudah mulai duduk tenang menatapku
"Apa Jeremy sedari dulu suka nyoblos...maksudnya itu?" Kataku sambil menggerakkan tanganku
"Iyah...masa kamu gak tau? Kamu itu sudah tau dia suka nyoblos, tapi kamu tetap aja bego dan terus pacarin dia tanpa meminta putus"
"Jadi aku sudah tau? Terus aku gak minta putus?" Kataku lagi menatap Maria
Dan respon Maria hanya mengangguk masa bodo sambil menatapku bosan.

Kehidupan Ke-2 Where stories live. Discover now