24. Pura-pura

12.3K 566 5
                                    

Semenjak kejadian di rumah sakit, Ishana berkegiatan seperti biasa. Tapi tidak pernah mengajak bicara Juna terlebih dahulu, lebih tepatnya Ishana kembali ke mode lama dimana dia menghindari Juna. Ketika di kamarnya, dia akan mengunci pintu agar Juna tidak tiba-tiba masuk.

Ishana juga melihat Juna acuh tak acuh, maka dari itu Ishana juga dengan gengsinya tidak mau berbicara duluan pada Juna.
Ada kalanya Juna menanyakan beberapa hal sepele, seperti menanyakan dimana kaos kakinya, makan apa hari ini, kenapa alat cukurnya menghilang dari tempatnya.
Tapi Ishana hanya menjawab seperlunya, malah terkadang menunjukkan barang yang Juna cari tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Hari ini akhir pekan, Juna dan Ishana berada di rumah.

Juna keluar dari kamar langsung menuju meja makan, disana sudah ada minuman dan sandwich yang di siapkan Ishana.
Setelah menghabiskan makanannya, Juna melangkahkan kakinya menuju ruang depan rumah. Matanya mengedar ke sekitar mencari sosok Ishana.

Saat melihat pintu rumah yang terbuka lebar, Juna pun melangkahkan kakinya menuju teras. Di lihatnya Ishana yang sedang merawat tanamannya.

Baru beberapa detik Juna memperhatikan istrinya, sebuah taksi berhenti tepat di depan rumahnya. Ishana yang tadi berjongkok segera beranjak dan memperhatikan taksi tersebut. Begitupun Juna.

Tak lama pintu taksi tersebut akhirnya terbuka menampakkan Ibu Juna dengan senyum lebarnya.

"Ishana!" Panggil Ibu saat melihat menantunya.

Ishana pun mengembangkan senyumnya, membuka sarung tangan yang dia pakai tadi kemudian berlari kecil menghampiri Ibu.
"Ibu! Kok gak bilang mau kesini?" Ujar Ishana.

Juna melangkahkan kakinya menghampiri Ibu, terlihat beberapa kantong belanjaan yang diturunkan supir taksi.
"Ini belanjaan buat siapa?" Tanya Juna.

"Ibu nanti siang mau ada acara arisan disekitaran sini. Terus Ibu fikir ya mending ke rumah anak Ibu dulu ya sekalian belanja" jelas Ibu Juna.
"Kamu lagi apa cantik?" Tanya Ibu pada Ishana.

"Aku lagi rapihin aja sedikit bunga-bunganya" jawab Ishana.

"Masuk dulu" ucap Juna yang langsung mengambil alih barang belanjaan yang dibawa Ibu, kemudian mendahului dua wanita itu masuk ke rumah.

Ibu dan Ishana langsung duduk di ruang keluarga, sedangkan Juna menyusul membawakan air minum untuk Ibunya.

"Kalian ini sibuk banget atau apa sih, kok jarang banget sekarang temuin Ibu. Kan Ibu kangen" ujar Ibu.

"Maaf, Juna banyak kerjaan akhir-akhir ini" ucap Juna.

"Maafin aku ya bu, soalnya di sanggar juga lagi banyak kegiatan" keluh Ishana.

Ibu Juna menghela nafasnya.
"Kalian ini malah sibuk kerja, bukan sibuk buatin cucu buat Ibu"

Ishana terkesiap dengan ucapan Ibu, berbanding terbalik dengan Juna yang hanya menanggapi dengan datar.

"Ibu tadi ada belanja buat kamu, susu sebelum hamil buat stok, sama makanan-makanan sehat, biar kamu tetap jaga asupan gizi ya. Karna sibuk, jangan sampai sakit. Buat kalian, makannya harus teratur" jelas Ibu.

"Iya Ibu, terimakasih banyak. Nanti aku habisin semuanya" ucap Ishana.

Senyum Ibu Mengembang, tapi detik berikutnya beliau memicingkan mata memperhatikan wajah Ishana.
"Kamu kurusan ya"

Ishana meraba-raba pipinya.
"Nggak kok bu"

Juna juga memperhatikan wajah istrinya. Ternyata bukan dirinya saja yang sadar jika Ishana lebih kurus dari sebelumnya.

With Or Without You ( WOWY )Where stories live. Discover now