58. Semua Akan Baik-baik Saja

16.1K 664 11
                                    

Saling menatap dan berbicara lewat mata, Ishana masih ragu dan takut pada Juna.

"Saya gak akan marah" Juna menaikkan kedua sudut bibirnya, mencoba meyakinkan Ishana.

Kemudian, Juna mengulurkan tangannya.
"Ayo pulang Ishana..."

Ishana menatap uluran tangan di hadapannya, rasa lelah dan kegelisahan yang selama ini dia pendam muncul ke permukaan seakan ingin dia tumpahkan semuanya di tangan itu.

Selama ini Ishana berusaha untuk tidak merengek ingin pulang, dia yakin dia bisa hidup sendiri sampai waktunya tiba anak-anaknya lahir.
Ishana terus berusaha menjaga kandungannya sebisa mungkin, walaupun setiap saat dia dihantui rasa takut seakan suatu saat anak-anaknya bisa saja pergi. Ishana benar-benar menyimpan rasa ketakutan, kesakitan dan kegelisahannya untuk dirinya sendiri.

Dan ketika Juna menampakkan diri dihadapannya seperti ini, pertahanan Ishana yang mencoba kuat selama ini runtuh begitu saja.

"Ishana..." panggilan lembut Juna menyebut namanya menyadarkan kembali dirinya.

Ishana membutuhkan Juna.

Perlahan, tangannya terangkat untuk menerima uluran tangan Juna.

Juna tersenyum saat tangan Ishana sepenuhnya sudah berada di genggamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna tersenyum saat tangan Ishana sepenuhnya sudah berada di genggamannya. Dia menggenggam erat tangannya. Kemudian dia menariknya dan membawa tubuh Ishana ke pelukannya.

Dan saat itu, airmata yang Ishana tahan keluar begitu deras. Dia menangis di pelukan Juna.

"Jangan nangis. Saya salah" Juna memupuk punggung Ishana, dan satu tangannya lagi membelai lembut kepala Ishana.

"Memang salah" ucap Ishana dalam tangisnya yang tersedu-sedu.

Airmata Juna menetes beriringan dengan rasa lega di hatinya. Juna bersyukur Ishana sekarang berada dalam pelukannya dalam keadaan baik-baik saja.

"Kamu pergi karna benci pada Saya?"

"Iya"

"Sudah seharusnya"

"Aku benci kak Juna" ucapnya lagi dalam isak tangisnya.

"Saya mencintai kamu Ishana"

Tangisan Ishana semakin menjadi, dia menyembunyikan wajahnya di dada Juna agar lebih meredam suaranya.
Ishana tidak salah dengar, Juna mengatakan cinta untuk pertama kali padanya. Dia semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku benci"

"Saya mencintai kamu"

Belaian tangan Juna di kepalanya, benar-benar seperti sihir yang bisa meluapkan semua beban yang Ishana pendam sendiri selama ini.

"Kak Juna jahat"

"Iya. Saya juga merindukan kamu"

Ishana terus menangis dan meremas baju yang Juna pakai.

With Or Without You ( WOWY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang