49. Penyekapan Jia

11.5K 436 6
                                    

"Ishana" seru Ibu Juna saat Ishana menghampirinya yang sedang bersedih di sofa ruang keluarga.

Ternyata Ishana tidak sendiri, ada Yuwan yang menyusul di belakangnya.

"Loh, Yuwan? Kenapa kamu bisa sama Yuwan?" Tanya Ibu pada Ishana saat melihat Yuwan.

Yuwan menyapa Ibu Juna dengan hangat, dan di sambut ramah oleh Ibu.

"Tadi aku sempet kabarin Yuwan, siapa tau Yuwan tau Jia dimana. Ternyata Jia sempet telpon dia sebelum ponselnya susah dihubungi" jelas Ishana.

"Maaf tante, sebelumnya Jia sempat bilang kalau dia bertemu San" jelas Yuwan.

"San? Pasti Jia sama dia kan?" Ibu yang matanya sudah sembab kini kembali meneteskan airmatanya.
"Juna berapa kali mengatakan nama itu, kalau Jia gak boleh berdekatan dengan dia. Tapi kenapa nama itu muncul lagi saat Jia gak bisa dihubungi sekarang. Ibu takut Ishana, perasaan Ibu gak enak" Ibu terus memeluk Ishana, dengan Ishana yang mencoba menenangkannya.

"Ponsel Jia sedang di lacak oleh teman Saya, sebentar lagi kita tau keberadaan Jia dimana" ujar Yuwan.

Ibu beralih memegang tangan Yuwan.
"Yuwan, terimakasih"

Yuwan mengangguk.
"Semoga Jia baik-baik aja"

Mereka pun mencoba menenangkan Ibu yang terus cemas. Tidak lupa Ibu menelpon Ayah Juna. Membuat Ayah segera pulang.
Dan sekarang mereka sedang menunggu kabar keberadaan Jia dengan gelisah.

Setelah menunggu cukup lama, Yuwan akhirnya mendapat kabar keberadaan Jia terakhir kali dari pelacakan ponselnya. Berbarengan dengan itu, Ayah pulang dengan gelisah menghampiri mereka.

"Jia bukan menginap di rumah teman?" Tanya Ayah.

Mata Ishana teralih pada Juna yang menyusul di belakang Ayahnya.
Juna sempat terkejut karna ada Yuwan di sana.

"Isi pesannya bohong Ayah. Jia gak bisa di hubungi, temen-temennya gak ada yang tau. Ibu punya firasat gak enak sama Jia" Ibu kini berhambur ke pelukan Ayah.

"Saya sudah dapat alamatnya" ujar Yuwan.

"Ayo cepet cari Jia. Juna cepet cari Jia" ucap Ibu tidak sabar.

Yuwan memberikan ponselnya pada Juna, dan Juna membacanya dengan seksama. Juna pernah mendengar alamat ini, salah satu apartemen milik San.
Juna bukan orang bodoh yang tidak mengetahui semua tempat tinggal pria yang mengitari Jia.

"Biar aku ikut" ucap Yuwan pada Juna.

Juna melangkah menghampiri Ishana terlebih dahulu.
"Jangan kemana-mana, diam di rumah" ucapnya mengelus kepala Ishana.

"Iya. Kalian hati-hati" ucap Ishana.

Yuwan mengikuti Juna dan memasuki mobil.

"Kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Juna saat melajukan mobilnya.

"Ishana telpon nanya keberadaan Jia. Kebetulan sebelumnya Jia memang telpon aku"
Yuwan merasakan kecurigaan yang dilontarkan padanya melihat Juna yang menatapnya dingin sedari tadi.

"Kalau boleh jujur, iya memang benar. Aku mendekati Jia" ucap Yuwan menatap lurus ke depan.
"Semua berawal saat-"

"Simpan semua cerita itu, Saya gak peduli. Yang penting kamu bisa jauhkan Jia dari pria bajingan itu"
Juna kemudian melemparkan ponselnya pada Yuwan.
"Lihat itu. Saya baru dapat pesan sesaat Saya tiba di rumah tadi" tegasnya.

Yuwan dengan tanggap melihat ponsel Juna, dia membelalakkan mata saat melihat sebuah foto. Foto Jia tertidur dengan satu tangan di borgol dan di kaitkan dengan ujung ranjang.
"Apa yang mereka inginkan dari Jia?"

With Or Without You ( WOWY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang